Page 3 - WARTA 17 NOVEMBER 2024
P. 3
Sudahkah kita melakukan firman Tuhan yang kita dengarkan Minggu lalu..??
RINGKASAN KHOTBAH
MINGGU, 10 NOVEMBER 2024
Memberi Tanpa Kuatir
1 RAJA-RAJA 17:8-16 ; MARKUS 12:38-44
Sebuah jam tangan tua berwarna Hal ini dapat diketahui dengan ungkapan
emas menjadi peninggalan yang begitu Yesus bahwa para pemimpin agama ini
berharga dalam hidup pelayanan saya. “menelan rumah janda-janda” (lih. Mrk.
Bukan karena merk atau kecanggihan jam 12: 40a). Namun, di tengah penderitaan
itu, tetapi karena saya selalu teringat akan yang mereka alami, ada seorang janda
“Bunda”, demikian saya memanggil yang memberikan dua peser atau keping
seorang ibu di satu jemaat tempat saya uang terkecil saat itu untuk Tuhan.
pernah praktek. Entah mengapa, setelah Memang tiada nilainya dibandingkan
saya melihat jam yang sudah tua itu, dengan persembahan lain terutama
segala beban yang selama ini saya tahan persembahan besar para orang kaya,
perlahan mulai lepas serta muncul tetapi Tuhan menyatakan bahwa
semangat dari dalam diri. Saya belum pemberian janda tersebut adalah yang
bisa menjelaskan mengapa sampai saat terbaik karena ia memberi dari
dimana saya harus menyusun khotbah di kekurangannya yakni dari dan dengan
hari ini. hatinya.
Pada bacaan yang pertama, apabila Oleh karena itu, pemberian selama ini
kita hendak membaca kisah 1 Raja-raja direduksi hanya menjadi besar atau
16: 29 sampai 1 Raja-raja 18: 46 secara kecilnya uang yang diberikan. Padahal,
lengkap, ada dua tokoh unik yang pemberian yang diajarkan oleh Tuhan
diangkat bersandingan dengan Elia. adalah yang dimulai dengan hati.
Sebagai nabi yang diutus oleh Tuhan agar Kemurahan hati seperti janda yang
bangsa Israel bertobat, Elia ternyata tidak memberikan seluruh nafkahnya di dalam
diminta untuk mencari perlindungan kekurangan adalah pemberian yang
kepada Ahab, seorang raja di dalam berkenan di hadapan Tuhan. Kembali lagi,
segala kekayaan dan kelimpahannya, kepada jam tangan tua berwarna emas
melainkan kepada seorang janda di Sarfat yang selalu saya amati dan lihat.
yang bahkan tidak memiliki nama dan Ternyata, selama ini saya kagum bukan
sebentar lagi akan mati kelaparan. pada pemberian “Bunda” melainkan
Kelaparan hebat yang terjadi di negeri karena beliau adalah sosok yang memberi
karena kebebalan bangsa itu akan dari kekurangannya (ia seorang janda,
menguji siapapun. Namun, karena berkat tidak memiliki kendaraan bermotor, punya
Tuhan yang memampukan janda Sarfat berbagai persoalan dan pergumulan
berbagi dalam kekurangannya, maka, hidup), sehingga ia sudah pasti memberi
Tuhan mencukupkan dan terjadi mukjizat dengan kemurahan hatinya kepada saya.
bagi rumah janda itu. Ia tidak hanya Saya sungguh bersyukur karena Tuhan
cukup, tetapi ia bisa menghidupi Elia mempertemukan saya dengan sosok
selama ia menetap di Sarfat. yang begitu murah hati sama seperti yang
kita baca dalam Alkitab kita hari ini.
Bacaan kedua bercerita bagaimana Dipertemukan dengan sosok-sosok
para janda Yahudi di masa Yesus hidup seperti ini akan selalu mengajarkan kita
sangatlah menderita. Mereka ditipu oleh tentang memberi tanpa kuatir karena
para pemimpin umat Yahudi karena tahu mereka selalu memberi (mungkin hanya)
akan kehidupan pahit yang mereka alami. dengan kemurahan hati.
(Tria)