Page 20 - WARTA 06 OKTOBER 2024
P. 20

f.  Bekerja sama dengan orang lain.
        g.  Hidup dalam konteks yang penuh kepelbagaian.

        h.  Belajar secara mandiri.
        i.  Menjadi agen pembaruan dalam lingkup hidup individual, gerejawi, dan
           kemasyarakatan.

     4.  Pendidikan:
        a.  Telah menyelesaikan pendidikan teologi minimal pada jenjang S-1 pada
           perguruan tinggi teologi yang didukung oleh GKI, atau
        b.  Telah  menyelesaikan  pendidikan  teologi  pada  jenjang  S-1  pada
           perguruan  teologi  yang  ditetapkan  secara  khusus  oleh  Majelis  Sinode
           serta  telah  memenuhi  persyaratan  lain  yang  ditentukan  dalam  Tata
           Gereja  dan  Tata  Laksana  GKI  dan  yang  ditetapkan  oleh  Majelis  Sinode
           GKI, atau
        c.  Dalam  rangka  proses  mutasi  pendeta  yang  berasal  dari  gereja  yang
           seajaran selain butir a. dan b. dimungkinkan bahwa yang bersangkutan
           telah  menyelesaikan  pendidikan  minimal  pada  jenjang  S-1  pada
           perguruan tinggi teologi yang ditetapkan oleh Majelis Sinode serta telah
           memenuhi persayaratan lain yang ditentukan dalam Tata Gereja dan Tata
           Laksana GKI dan yang ditetapkan oleh Majelis Sinode GKI.
     5.  Ketentuan Lain:
        a.  Untuk kader pendeta GKI, berusia paling tinggi 40 (empat puluh) tahun
           pada saat ia memulai Pendidikan Persiapan Kependetaan. Untuk pendeta
           dari gereja lain yang seajaran, berusia paling tinggi 35 (tiga puluh lima)
           tahun pada saat memasuki Tahap Pra Pemanggilan.

        b.  Jika  istri  atau  suaminya  adalah  pendeta,  istri  atau  suaminya  tidak
           diperkenankan menjadi pendeta dari Jemaat yang sama. Ia dimungkinkan
           menjadi  pendeta  di  Jemaat  lain  atau  pendeta  di  gereja  lain  yang
           seajaran.  Ia  dimungkinkan  menjadi  pendeta  tugas  khusus,  namun  tidak
           boleh  menjadi  anggota  Majelis  Jemaat  di  Jemaat  yang  sama  dengan
           pasangannya.
        c.  Istri atau suaminya bersedia untuk menjadi anggota sidi dari Jemaat yang
           memanggilnya  dan  bersedia  mendukung  pelayanan  pendeta  tanpa
           mengurangi haknya untuk mempunyai pekerjaan teteap, kecuali jika istri
           atau  suaminya  menjadi  pendeta  di  Jemaat  lain  atau  pendeta  di  gereja
           lain yang seajaran atau pendeta tugas khusus.
        d.  Jika ia berasal dari gereja lain, ia harus berasal dari gereja yang seajaran.
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25