Page 37 - Modul Integrasi PRB_Gempa Bumi_2024
P. 37
E. Fenomena interferensi Gelombang Tsunami
Ketika gelombang seismik bertemu dengan pulau atau gugusan pulau, pola interferensi
yang terjadi dapat dipengaruhi oleh bentuk dan posisi geografis pulau-pulau tersebut. Pulau-
pulau ini bertindak sebagai penghalang yang menyebabkan gelombang seismik membelok
atau berinterferensi dengan gelombang yang datang dari arah berbeda.
1. Interferensi Konstruktif pada Pulau-Pulau
Jika dua gelombang seismik dengan fase yang sama bertemu setelah melewati celah
sempit antara pulau-pulau, interferensi konstruktif dapat terjadi. Dalam interferensi
konstruktif, amplitudo kedua gelombang seismik saling memperkuat, menghasilkan
gelombang dengan amplitudo lebih besar. Hal ini bisa memperburuk dampak gempa di
daerah yang berada di dekat celah atau di sekitar pulau-pulau tersebut. Misalnya, jika ada
dua gelombang yang datang dari arah yang berbeda dan bertemu di sekitar pulau besar,
gelombang tersebut akan memperkuat satu sama lain, sehingga meningkatkan intensitas
getaran di daerah tersebut. Pahami bahwa gelombang seismik yang lebih besar berpotensi
menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada bangunan dan infrastruktur.
2. Interferensi Destruktif pada Pulau-Pulau
Sebaliknya, jika gelombang seismik dengan fase yang berlawanan bertemu setelah
melewati pulau-pulau, fenomena interferensi destruktif dapat terjadi. Pada interferensi
destruktif, amplitudo gelombang seismik berkurang, bahkan bisa menghilang di lokasi
tertentu. Ketika dua gelombang berlawanan bertemu setelah membelok di sekitar pulau-
pulau atau celah sempit, dampak getaran di lokasi tersebut bisa lebih ringan dibandingkan
dengan daerah yang tidak terpengaruh oleh interferensi destruktif. Fenomena ini dapat
membantu mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh gelombang seismik yang sangat
kuat, meskipun area yang terkena gelombang masih memerlukan analisis lebih lanjut.
Hal 36