Page 28 - Digital Flipbook Pangan Lokal Banten Berbasis Kontekstual untuk Menunjang Literasi Pangan pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X SMA
P. 28
Perhitungan Nilai UV Talas Beneng
Jumlah Narasumber Total Total
Kota narasumber narasumber
Kategori Kab. Kab. Kab. Kab. Kota Kota Kota yang
No Tangerang yang
Narasumber Pandeglang Lebak Serang Tangerang Serang Cilegon Tangerang Selatan diwawancarai memanfaatkan
S M S M S M S M S M S M S M S M di Banten talas beneng di
Banten
1 Pedagang 5 4 8 2 5 8 2 4 38 0
umbi
2 Tengkulak 2 1 3 1 5 4 0 1 17 0
umbi
3 Pemilik 8 1 2 2 1 1 2 1 1 18 1
kebun umbi
4 Pembuat 8 1 3 9 2 6 4 3 2 37 1
olahan umbi
5 Pemilik toko 3 2 4 1 4 3 2 2 21 0
oleh-oleh
pangan
khas
Banten
6 Ibu rumah 40 2 50 16 41 47 12 21 15 242 2
tangga
7 Jumlah 66 4 62 0 42 0 48 0 68 0 33 0 29 0 25 0 373 4
narasumber
Keterangan: S: Jumlah narasumber yang diwawancarai, M: jumlah narasumber yang
memanfaatkan talas beneng
Ayo Berdiskusi
Hasil penelitian pangan lokal Banten menyatakan bahwa nilai UV talas beneng
adalah sebesar 0,01. Dari 373 narasumber di Banten yang diwawancarai untuk
mengetahui tingkat konsumsi dan pemanfaatan talas beneng, ternyata hanya 4 orang
yang memanfaatkan umbi tersebut. Berdasarkan hal tersebut, diskusikanlah:
a. Menurutmu jika tidak banyak orang yang konsumsi, apa yang akan terjadi dengan
kelestarian pangan lokal ini?
b. Upaya apa yang dapat kalian lakukan agar pangan tersebut disukai masyarakat dan
terus lestari?
Tingkat konsumsi masyarakat terhadap pangan lokal masih rendah. Pada saat yang
bersamaan, ancaman terhadap keanekaragaman hayati termasuk sumber pangan lokal
baik flora maupun fauna sudah semakin meningkat. Perubahan tata guna lahan menjadi
salah satu pemicu hilangnya keanekaragaman hayati. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus
dapat menjadi ancaman bagi keanekaragaman hayati sehingga mengakibatkan
kepunahan. Pada sub topik ini, kita akan mempelajari beberapa faktor lainnya yang dapat
menjadi ancaman punahnya keanekaragaman hayati.
21