Page 72 - FIKIH_MA_KELAS X_KSKK_2020
P. 72

7. Contoh Pengelolaan Zakat

                         Berdasarkan  undang-undang  tersebut,  maka  zakat  harus  dikelola  oleh  negara
                  melalui  suatu  badan  yang  diberi  nama  Badan  Amil  Zakat  (BAZ)  atau  Lembaga  Amil

                  Zakat (LAZ). Badan dan Lembaga tersebut pada saat ini telah terbentuk kepengurusannya,
                  mulai  dari  tingkat  pusat  sampai  ketingkat  daerah  sampai  tingkat  desa.  Oleh  sebab  itu,

                  kaum  muslimin  yang  berkewajiban  membayar  zakat  hendaknya  dapat  menitipkannya
                  melalui badan atau lembaga zakat yang ada di daerahnya masing-masing.

                         Contohnya  setiap  tahun  seorang  muslim  mengeluarkan  zakat  fitrah.  Zakat  fitrah

                  sebagiannya dititipkan pada Unit Pengumpul Zakat (UPZ) tingkat desa. Oleh UPZ desa,
                  disampaikan kepada BAZ Kecamatan, kemudian disampaikan ke BAZ Kabupaten. Oleh

                  BAZ Kabupaten, kemudian dana zakat tersebut didistribusikan kepada para mustahiq yang

                  sangat membutuhkan dana atau digunakan untuk kegiatan produktif yang sangat menyerap
                  banyak  tenaga  kerja,  misalnya  membantu  para  pengusaha  kecil  dan  menengah.  Dengan

                  demikian, dana zakat dapat dikelola dengan baik dan tepat sasaran sesuai dengan fungsi
                  dan tujuan.

               8.  Penerapan Ketentuan Perundang-undangan tentang Zakat
                         Ketentuan perundang-undangan tentang zakat sebagaimana telah dijelaskan di atas,

                  hendaknya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketentuan perundang-undangan

                  zakat  tersebut  sebenarnya telah  cukup memadai  untuk  dilaksanakan oleh umat islam  di
                  negara ini, sebab mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim.

                         Dalam  undang-undang  Zakat  tersebut  terdapat  kewajiban  membayar  zakat  bagi
                  orang yang telah memenuhi persyaratan tertentu. Orang-orang tersebut dinamai muzakki

                  (pemberi zakat). Begitu pula, terdapat hak-hak bagi mereka yang memenuhi persyaratan
                  tersebut untuk menerimanya. Mereka itu disebut mustahiq (penerima zakat). Baik muzakki

                  maupun  mustahiq,  semua  terikat  oleh  peraturan  perundang-undangan  tentang  zakat

                  tersebut.  Artinya,  jika  ada  salah  satu  pihak  yang  melanggar  ketentuan  dalam  undang-
                  undang harus dikenai sanksi dan hukuman sesuai peraturan yang tercantum dalam undang-

                  undang tersebut.

                         Badan Amil Zakat (BAZ) juga memiliki keterikatan  yang sama dengan undang-
                  undang tersebut. Maksudnya, jika amilin melakukan pelanggaran atas ketentuan undang-

                  undang,  maka  baginya  harus  dikenai  sanksi  dan  hukuman.  Dalam  hal  penerapan
                  perundang-undangan zakat ini, peran amilin atau Badan Amil Zakat lebih dominan dan

                  lebih urgen bagi keberhasilan pelaksanaan undang-undang.




               60   BUKU FIKIH X MA
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77