Page 6 - UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH
P. 6

PRESIDEN
                                                       REPUBLIK INDONESIA
                                                              - 6 -



                  (1)    Seorang pekerja/buruh tidak boleh menjadi anggota lebih dari satu
                         serikat pekerja/serikat buruh di satu perusahaan.
                  (2)    Dalam hal seorang pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan
                         ternyata tercatat pada lebih dari satu serikat pekerja/serikat buruh,
                         yang bersangkutan harus menyatakan secara tertulis satu serikat
                         pekerja/serikat buruh yang dipilihnya.

                                                                                                   Pasal 15 …




                                                            Pasal 15


                         Pekerja/buruh       yang    menduduki       jabatan     tertentu    di  dalam     satu
                  perusahaan dan jabatan itu menimbulkan pertentangan kepentingan antara
                  pihak pengusaha dan pekerja/buruh, tidak boleh menjadi pengurus serikat
                  pekerja/serikat buruh di perusahaan yang bersangkutan.


                                                            Pasal 16


                  (1)    Setiap serikat pekerja/serikat buruh hanya dapat menjadi anggota dari
                         satu federasi serikat pekerja/serikat buruh.
                  (2)    Setiap federasi serikat pekerja/serikat buruh hanya dapat menjadi
                         anggota dari satu konfederasi serikat pekerja/serikat buruh.


                                                            Pasal 17


                  (1)    Pekerja/buruh dapat berhenti sebagai anggota serikat pekerja/serikat
                         buruh dengan pernyataan tertulis.
                  (2)    Pekerja/buruh dapat diberhentikan dari serikat pekerja/serikat buruh
                         sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan/atau anggaran rumah
                         tangga serikat pekerja/serikat buruh yang bersangkutan.
                  (3)    Pekerja/buruh, baik sebagai pengurus maupun sebagai anggota serikat
                         pekerja/serikat buruh yang berhenti atau diberhentikan sebagaimana
                         dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) tetap bertanggung jawab atas
                         kewajiban yang belum dipenuhinya terhadap serikat pekerja/serikat
                         buruh.


                                                             BAB V
                                           PEMBERITAHUAN DAN PENCATATAN

                                                            Pasal 18


                  (1)    Serikat    pekerja/serikat      buruh,     federasi    dan     konfederasi     serikat
                         pekerja/serikat buruh yang telah terbentuk memberitahukan secara
                         tertulis kepada instansi pemerintah yang bertanggungjawab di bidang
                         ketenagakerjaan setempat untuk dicatat.
                  (2)    Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dengan dilampiri :
                         a.     daftar nama anggota pembentuk;
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11