Page 28 - Modul Seni Budaya Kelas XI
P. 28

3.  Realisme
                   Aliran seni rupa realisme merupakan perkembangan lebih lanjut dari naturalisme. Aliran ini
               muncul di belahan dunia barat sekitar pertengahan abad ke-17. Intisari ilosoinya menunjukkan
               keyakinan seniman terhadap realitas duniawi yang kasat mata sebagai objek penciptaan karya seni.
               Pada umumnya realisme dibedakan menjadi beberapa kategori. Misalnya, realisme sosialis (yang
               cenderung mengungkapkan adegan-adegan kehidupan manusia yang serba sengsara, getir, dan pahit).
               Herbert Read antara lain menyatakan, “Jenis seni rupa yang sepenuhnya dapat kita sebut sebagai
               realistis adalah yang berusaha dengan segala daya untuk menyatakan perwujudan objek dengan
               tepat, dan seni seperti ini, sebagaimana halnya ilsafat realisme, selalu berdasar atas keyakinan atas
               keberadaan objektif dari sesuatu”. Jadi dalam pengertian murni, aliran realis berusaha melukiskan
               keadaan secara nyata, seniman realis memandang dunia ini tanpa ilusi, mereka menciptakan
               karya seni rupa yang nyata menggambarkan apa-apa yang nyata dan benar-benar ada di dunia
               ini. Dengan perkataan lain seniman realis mendasarkan seninya pada penerapan panca inderanya
               tanpa mengikutsertakan fantasi dan imajinasinya. Tokoh-tokoh realisme di Indonesia antara lain,
               Raden Saleh (realisme romantis), S. Soedjojono, Dullah, Rustamadji (realisme fotograis), Dede
               Eri Supria, dan Ronald Manullang (Realisme Baru).


























               Sumber: Indonesian Art
               and Beyond
               Gambar 6.2 Raden Saleh,
               Antara Hidup dan Mati.




















                22   KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK                                        SEMESTER 2
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33