Page 79 - Kelas X Sejarah Indonesia BS press
P. 79

7.  Kekayaan sumber kearifan lokal zaman praaksara menyediakan
                    inspirasi dan sekaligus peringatan bagi generasi kita bagaimana
                    hubungan   harmoni   antara manusia dan    alam tidak perlu
                    menimbulkan   malapetaka bagi  manusia lain.  Kekayaan  alam
                    pikir manusia praaksara jelas  merupakan  kearifan  lokal  yang
                    harus  terus  menerus  digali  lagi  dan  bukan  diremehkan.  Mitos-
                    mitos  tentang  awal  penciptaan  dunia dan  asal-usul  manusia
                    dengan  cerita yang  berbeda-beda di  berbagai  suku  bangsa,
                    tidak hanya mengandung    nilai  pelajaran  di  dalamnya,  tetapi
                    juga,  kalau  ditelusuri  lebih  jauh,  membawa pesan-pesan
                    rasional yang sering disampaikan secara simbolik. Maka, di saat
                    manusia modern   hidup  semakin  individualistik,  semakin  terasa
                    pula kebutuhan   untuk menegakkan    nilai-nilai  kearifan  lokal.
                    Entah itu yang namanya  berupa gotong royong, kekeluargaan
                    dan  kebersamaan.  Itulah  kebiasaan  nenek moyang,  misalnya,
                    dalam rangka membangun     kampung,   mendirikan  bangunan-
                    bangunan   dari  batu  besar atau  megalitik.  Tidak jarang  pula
                    para pemimpin kelompok sosial mengadakan pesta jasa sebagai
                    bukti  bahwa mereka dapat memberikan      kesejahteraan  bagi
                    anggota masyarakatnya.    Semua anggota masyarakat ikut
                    terlibat dan  secara bersama-sama melaksanakan      upacara-
                    upacara. Masyarakat yang telah merasakan kesejahteraan yang
                    diberikan pemimpin akan membalas jasa itu dengan bergotong
                    royong mengangkut dan mendirikan batu tegak (prasasti) bagi
                    pemimpinnya.  Di  masa lampau,  sifat gotong  royong  itu,  tidak
                    saja terlihat dalam mendirikan  bangunan  megalitik tetapi  juga
                    untuk pendirian rumah, upacara syukuran panen, serta upacara
                    kematian.  Apa pun  bentuknya,  pengalaman  kolektif manusia
                    praaksara adalah  akar tunggang  dari  budaya Nusantara,  yang
                    tentunya dapat memperkuat budaya Indonesia modern     dalam
                    mengarungi globalisasi abad ke-21 ini.











                                                                                  Sejarah Indonesia  71
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84