Page 6 - Modul-Scaffolding-dalam-Pembelajaran-Membaca
P. 6
Dengan kata lain, scaffolding dalam pembelajaran adalah
pemberian bantuan sementara agar peserta didik dapat
mengerjakan tugas, memahami konten, dan menguasai
suatu keterampilan.
Kata sementara digarisbawahi karena pemberian
scaffolding tidak dilakukan selamanya. Selayaknya ilustrasi
belajar sepeda di atas, jumlah bantuan yang diberikan akan
sangat banyak saat kemampuan siswa belum cukup.
Kemudian, seiring bertambahnya kemampuan siswa dalam
memahami konten atau melakukan suatu pekerjaan,
bantuan tersebut dikurangi. Diharapkan pada suatu titik
waktu, bantuan sudah benar-benar tidak diperlukan karena
siswa telah mampu mengerjakannya secara mandiri.
Selain pemberian bantuan yang bersifat sementara dan
dikurangi secara bertahap, terdapat prinsip lain yang perlu
diperhatikan, yaitu
1. scaffolding disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Guru
harus peka terhadap tingkat kemampuan siswa,
sehingga bantuan dapat disesuaikan dengan tepat;
2. scaffolding ditujukan untuk membangun kemandirian.
Ketika merancang pembelajaran, guru perlu
menanamkan dalam benaknya bahwa kegiatan
pembelajaran menuju kepada kemandirian siswa. Oleh
karena itu, perlu menyisipkan elemen metakognitif, agar
siswa paham cara belajar yang efektif.
3. scaffolding diberikan dengan interaksi sosial. Melalui
interaksi dengan guru dan teman sebaya, siswa dapat
belajar dari orang lain untuk meningkatkan
kemampuannya.
Berikutnya, setelah pengertian scaffolding dipahami, akan
dibahas tentang alasan guru perlu menerapkan scaffolding
dalam pembelajaran. Scaffolding berkaitan erat dengan
konsep lain. Salah satunya Zone of Proximal Development
(ZPD). Pada bagian selanjutnya, akan dijelaskan apa itu ZPD.