Page 32 - PERBAIKAN_EMODUL_STATISTIKA[1]_Neat
P. 32
2024
Sebaran data pengukuran tinggi badan diatas diketahui bahwa rentangnya adalah
186 − 131 = 55. Berikut tabel distribusi frekuensi tunggal data tinggi badan 50 siswa:
Tabel. 3.4 Distribusi Frekuensi Tunggal
Nilai ( ) Nilai ( ) Nilai ( ) Nilai ( )
186 1 172 2 158 3 144 1
185 0 171 0 157 1 143 1
184 0 170 2 156 1 142 0
183 1 169 1 155 1 141 0
182 0 168 4 154 2 140 0
181 0 167 1 153 0 139 0
180 0 166 2 152 1 138 2
179 0 165 3 151 0 137 0
178 1 164 0 150 1 136 1
177 0 163 1 149 1 135 2
176 0 162 2 148 1 134 0
175 0 161 1 147 2 133 0
174 1 160 0 146 1 132 0
173 1 159 2 145 1 131 1
Jika dibuat distribusi frekuensi tunggal, maka dibutuhkan paling tidak 55 baris
dengan konsekuensi diantara nilai yang ditulis terdapat beberapa nilai yang tidak
memiliki frekuensi. Tabel distribusi frekuensi tunggal tersebut memiliki baris yang
begitu banyak. Hal ini tentu membuat tampilan penyajian kurang efisien. Tampilan
penyajian data seperti Penyusunan dan peringkasan data yang digunakan adalah suatu
distribusi pengelompokan. Distribusi ini biasa disebut distribusi frekuensi berkelompok
karena menggunakan kelas-kelas interval sebagai pengelompokan. Tata cara
penyusunan distribusi data berkelompok sebagai berikut :
• Tentukan rentang kelas dengan rumus
= data terbesar - data terkecil
• Tentukan banyak kelas interval dengan rumus
= 1 + 3,3 log
dimana : = banyak kelas, = banyak data
Kelas interval harus mencakup seluruh rentang nilai.
• Tentukan Panjang kelas dengan membagi rentang dengan banyak kelas, dapat
ditulis
E-Modul Staitistika Dasar 28