Page 21 - EBOOK PPH 21 KEL 4
P. 21
PPh Pasal 21 Terutang Sebulan:
Rp. 48.445.000,- / 12 = Rp. 4.037.083,-
3. Dibawah ini contoh kasus penghitungan PPh Pasal 21 yang mendapatkan Insentif
PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP), namun hanya untuk
penghasilan yang sifatnya tetap dan teratur setiap bulannya.
Tuan Felix (K/1) adalah pegawai tetap di PT. XYZ (industri makanan bayi/KLU 10791),
pada bulan Mei 2020 menerima gaji dan tunjangan sebesar Rp. 14.000.000 dan membayar
pensiun sebesar Rp. 280.000,- dan menerima Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar Rp.
11.000.000,- sedangkan penghasilan bruto Tuan Felix atas penghasilan tetap dan teratur
berupa gaji dan tunjangan jika di setahunkan sebesar Rp. 168.000.000,- dan Tuan Felix
mendapatkan insentif PPh Pasal 21 DTP namun hanya untuk penghasilan gaji dan
tunjangan yang bersifat tetap dan teratur setiap bulannya.
Perhitungan PPh Pasal 21 terutang Tn. Felix bulan Mei 2020:
Gaji dan Tunjangan Rp.14.000.000,-
Pengurangan:
Biaya Jabatan Rp. 500.000,-
Iuran Pensiun Rp. 280.000,-
Rp. 780.000,-
Penghasilan Neto sebulan Rp.14.780.000,-
Penghasilan Neto setahun:
12x Rp.14.780.000,- = Rp. 177.360.000,-
PTKP (K/1) (Rp. 63.000.000,-)
PKP Setahun Rp. 114.360.000,-
PPh Pasal 21 Terutang Setahun:
5% x Rp.50.000.000 = Rp. 2.500.000,-
15% xRp.64.360.000 = RP. 9.654.000,-
PPh Pasal 21 setahun Rp. 12.154.000,-
PPh Pasal 21 Terutang Sebulan:
Rp. 12.990.000,- / 12 = Rp. 1.082.500,-
Maka atas PPh Pasal 21 DTP sebesar Rp. 1.082.500,- diserahkan oleh Pemberi Kerja
kepada Tuan Felix.
17