Page 31 - BUKU DASAR-DASAR PENGAMANAN HUTAN_Neat
P. 31

18    Sudirman Sultan


                d.  Di dalam Ilmu Pidana, ada yang disebut dengan delik formal dan
                    delik  materiel.  Delik  formal  adalah  delik  yang  perumusannya
                    menitikberatkan  pada  perbuatan  yang  dilarang  dan  diancam
                    dengan  pidana  oleh  undang-undang,  sedangkan  delik  materiel
                    adalah  delik  yang  perumusannya  menitikberatkan  pada  akibat
                    yang dilarang dan diancam dengan pidana oleh undang-undang.

                Sampai  saat  ini  masih  ditemukan  adanya  perbedaan  pendapat
            mengenai ajaran sifat melawan hukum dalam kajian hukum pidana, antara
            sifat melawan hukum formal (formiele wederrechtelijkheid) dan melawan
            hukum materiel (materiele wederrechtelijkheid).

            1.  Sifat Melawan Hukum Formal
                    Secara formal, suatu perbuatan dikatakan melawan hukum apabila
                bertentangan  dengan  ketentuan  undang-undang  (hukum  tertulis).
                Artinya,  suatu  perbuatan  bersifat  melawan  hukum  ialah  jika  semua
                unsur yang disebut di dalam rumusan delik telah terpenuhi.
                D.  Schaffmeister  mengemukakan  bahwa  dalam  arti  formal,  sifat
                melawan  hukum  merupakan  suatu  perbuatan  telah  memenuhi
                semua rumusan delik dari undang-undang. Dengan kata lain, terdapat
                perbuatan melawan hukum secara formal apabila semua bagian yang
                tertulis dari rumusan suatu tindak pidana telah terpenuhi.
            2.  Sifat Melawan Hukum Materiel
                    Perbuatan melawan hukum secara materiel tidak hanya sekadar
                bertentangan  dengan  ketentuan  hukum  tertulis  saja,  tetapi  juga
                memenuhi syarat-syarat formal (memenuhi semua unsur yang disebut
                dalam rumusan delik). Perbuatan harus dirasakan masyarakat sebagai
                perbuatan yang tidak patut  untuk dilakukan. Dengan demikian, suatu
                perbuatan  dikatakan  melawan  hukum  apabila  perbuatan  tersebut
                dipandang tercela oleh suatu masyarakat.
                    Tolok  ukur  untuk  mengatakan  suatu  perbuatan  melawan  hukum
                secara  materiel,  sebagaimana  dikatakan  oleh  Loebby  Logman,  bukan
                didasarkan  pada  ada  atau  tidaknya  ketentuan  dalam  suatu  undang-
                undang, namun ditinjau dari nilai yang ada dalam masyarakat. Pandangan
                yang menitikberatkan melawan hukum secara formal cenderung melihat
                dari sisi objek atau perbuatan pelaku. Artinya, apabila perbuatannya telah
                cocok dengan rumusan tindak pidana yang didakwakan, maka perbuatan
                tersebut tidak perlu diuji, melawan hukum secara materiel atau tidak.
                    Fungsi positif dari ajaran melawan hukum formal ini tidak mungkin
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36