Page 10 - e-modul bab 7 PAI
P. 10

Islam.  Pasukan  Mongolia  membumihanguskan  Baghdad  beserta  isi
                   dan penghuninya. Pusat-pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan
                   perpustakaan  dihancurkan.  Buku-buku  dan  warisan  intelektual
                   dibakar  dan  dibuang  ke  laut.  Para  sarjana  dan  ulama  dibunuh.
                   Penduduk  dibantai.  Khalifah  al-Mu'tashim  ikut  terbunuh  dalam

                   penyerbuan  tersebut.  Menurut  analisis  para  sejarawan,  keruntuhan
                   peradaban  Islam  disebabkan,  setidaknya,  oleh  dua  hal:  politik  dan
                   moral.
                          Secara  politik,  telah  terjadi  friksi  dan  konflik  di  antara  putra
                   mahkota,  yang  melibatkan  kekuatan  militer  untuk  saling  berebut
                   kekuasaan.  Parahnya,  pemerintah  pusat  tidak  mampu  mengatasi
                   pemberontakan  penguasa  lokal  (amir)  dan  gubernur  di  daerah
                   karena kehilangan otoritas dan kewibawaan politik.
                          Secara  moral,  para  penguasa  kehilangan  kredibilitas,  karena
                   berperilaku  nista  dan  meninggalkan  ajaran  Islam.  Mereka  menjadi

                   penguasa  serakah,  pemuja  harta,  tahta,  dan  wanita.  Dikisahkan,
                   Khalifah al-Mutawakkil punya selir  sebanyak 4.000 orang. Khalifah
                   al-Amin memelihara ghilman (budak laki-laki), yang dijadikan harem
                   dan  berpraktik  homoseksual.  Khalifah  al-Mu'taz  hidup  bergelimang
                   harta dan kemewahan, berkuda dengan pelana emas dan baju perang
                   berlapis intan di tengah-tengah penderitaan rakyat.

                   2. Kontribusi  Ilmuwan  Muslim  Klasik  dalam  Kemajuan

                      Barat Modern
                          Pada masa kejayaan Islam, masyarakat Arab Islam benar-benar
                   menjadi  rujukan  bagi  perkembangan  keilmuan  dunia.  Para  pecinta
                   ilmu  pengetahuan  dari  berbagai  penjuru  Eropa  Barat  seperti  Itali,
                   Perancis,  Swiss,  Jerman,  dan  kepulauan  Inggris  berdatangan  ke
                   Andalusia. Mereka datang untuk  mendalami ilmu pengetahuan dan
                   budaya  Arab  Islam  untuk  kemudian  menyebarkannya  ke  berbagai

                   penjuru di Eropa. Di Eropa terdapat lembaga-lembaga terjemah yang
                   menerjemahkan  khazanah  pemikiran  dan  keilmuan  Arab  Islam,
                   diantaranya  yang terdapat  di  Universitas  Qordova yang berpusat di
                   masjid  Qordova,  sekolah Thulaitulah  (Toledo),  dan  sekolah  Salerno
                   (Jaudah, 2007: 17-23).
                          Pada  saat  itu,  banyak  sekali  ilmuan  muslim  yang  menjadi
                   pelopor  perkembangan  ilmu  pengetahuan  di  banyak  bidang  seperti
                   matematika,  geometri,  astronomi,  fisika,  kimia,  kedokteran,  IPA,
                   farmasi,  geografi,  pelayaran,  bahasa,  sastra,  dan  lain  sebagainya.
                   Jaudah (2007) mengklasifikasi ada seratus empat puluh tujuh ilmuan

                   terkemuka dalam sejarah Islam. Diantara mereka adalah:


                                                           9
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15