Page 104 - Al - Qur'an Hadis Kls VI
P. 104
Ayat 5 Allah Swt. memberikan kabar gembira kepada nabi Muhammad Saw. bahwasanya
Allah Swt. akan memberikan kebahagiaan yang berlimpah ruah kelak di akhirat. Sehingga
beliau menjadi puas dan bahagia. Rasulullah Saw. bersabda: ”Kalau begitu, mana mungkin
aku puas, sedangkan sesorang di antara umatku masih berada di neraka”. Dalam tafsir Ibnu
Katsir, telah disodorkan kepada Rasulullah karunia yang disediakan bagi umatnya satu peti-
satu peti. Dan Allah Swt. akan memberinya sejuta istana kelak di surga. Maka Rasulullah
menjadi bergembira mendengar hal tersebut.
Ayat 6, 7, dan 8 menceritakan keadaan Rasulullah Saw. sebelumnya, yaitu:
- Sebagai seorang yatim, di mana ayahnya telah meninggal dunia sebelum beliau dilahirkan.
Walaupun dilahirkan dalam keadaan yatim, tetapi Allah Swt. tetap menjaganya. Dengan
cara menyerahkan Muhammad Saw. kepada pamannya Abu Talib untuk diasuh.
- Sebagai seorang yang bingung (mengenai syariat yang harus dijalankan) karena pada
waktu itu bangsa Arab peradabannya kurang baik yaitu sebagai penyembah berhala dan
budi pekertinya (akhlaknya) rendah. Kemudian Allah Swt. memberikan petunjuk kepada
kebenaran.
- Sebagai seseorang yang kekurangan atau orang yang fakir. Beliau ditinggalkan ayahnya
tanpa meninggalkan harta benda. Allah Swt. memberikan kecukupan harta benda dari
berdagang, ganimah dan dari lain-lainnya, sehingga beliau menjadi puas dan bahagia.
Pada ayat ke -9 dan 10 menjelaskan bahwa nabi Muhammad Saw. telah mendapatkan
karunia yang luar biasa dari Allah Swt. ( sebagai anak yatim beliau dilindungi, diberi
petunjuk dari kebingungan, dan telah diberi kecukupan harta benda), sehingga beliau
diperintahkan untuk melindungi anak yatim dan bersikap baik terhadap peminta-minta. Ini
berarti bahwa nabi Muhammad Saw. dituntut untuk memiliki sikap kepedulian terhadap
sesama. Melindungi anak yatim yaitu dengan cara tidak mengambil hartanya atau lain-
lainnya yang menjadi milik anak yatim, dan mengasuhnya. Bersikap baik terhadap peminta-
minta yaitu kita tidak boleh membentak, meledek, dan bahkan merendahkan harga dirinya
karena kemiskinannya. Terhadap peminta-minta juga dilarang untuk mengusirnya. Dilarang
menyakiti dengan perkataan yang kasar.
88 AL-QUR’AN HADIS MI KELAS 6