Page 119 - Aqidah Akhlaq Kls V
P. 119

(membangkitkan).  Sesungguhnya  Dia  Maha  Kuasa  atas  segala

                                        sesuatu.” (Q.S. Fushshilat [41]: 39)
                          2.  Hikmah Mengimani al-Muhyi

                                     Dikisahkan  raja  Fir‟aun  yang  mengaku  Tuhan,  dia  tidak  mampu
                              menghidupkan  makhluk  yang  mati.  Begitu  juga  raja  Namrud  yang  congkak

                              dan sombong hingga menjadikan dirinya sendiri sebagai Tuhan juga tidak akan

                              mampu menghidupkan yang mati.
                                     Masih  ingatkah  kalian  riwayat  Nabi  Isa  As?  Nabi  Isa  As  diberi

                              mukjizat  oleh Allah Swt dan mukjizat tersebut  sebagai bukti bahwa Allah Swt
                              bersifat al-Muhyi. Melalui perantara nabi Isa As, orang yang sudah mati atas

                              ijin Allah Swt bisa hidup kembali. Dijelaskan dalam al-Qur‟an surah al-Imran

                              ayat 39 yang artinya, “Dan aku menghidupkan orang mati dengan seijin Allah
                              Swt.”

                                     Setelah mengenal sifat Allah Swt al-Muhyi ada beberapa hikmah atau
                              manfaat yang dapat diambil contoh untuk bersikap sesuai tuntunan agama.

                                     Beberapa hikmah dari mengenal asmaul husna al-muhyi:
                              a.  Memahami kehidupan  secara hakiki.  Artinya memahami tujuan hidup ini

                                 adalah  untuk  mencapai  ridha  Allah  Swt  dengan  meluruskan  niat  dan

                                 mengerti tugas hidup adalah beribadah dan memakmurkan bumi;
                              b.  Kita  harus  memelihara  kelangsungan  hidup  sesama  manusia.  Dalam  al-

                                 Qur‟an  diisyaratkan  bahwa  manusia  sebagai  pemberi  hidup,  dalam  arti
                                 memelihara  nyawa  seseorang,  sebagaimana  firman  Allah  Swt,  “Barang

                                 siapa  yang  menghidupkan  (memelihara  kehidupan  seorang  manusia),
                                 maka     seolah-olah   dia   telah   memelihara     kehidupan    manusia

                                 semuanya,”(Q.S. al-Maidah:32)

                              c.  Kita harus dapat  memberi  makna terhadap kehidupan.  Keberadaan  hidup
                                 kita harus dapat memberi manfaat kepada orang lain. Berbagai cara dapat

                                 kita lakukan untuk berbuat baik kepada sesama, misalnya melalui ucapan

                                 berupa  pemikiran-pemikiran  yang  dapat    membantu  menyelesaikan
                                 masalah seseorang, tenaga atau harta yang dapat meringankan beban orang

                                 lain dan juga masih banyak yang dapat dilakukan untuk memberi manfaat
                                 pada sesama.





                                                                     AKIDAH AKHLAK MI KELAS V    103
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124