Page 40 - E-BOOK METODE MENGHAFAL AYAT-AYAT MUTASYABIHAT
        P. 40
     3)  Waqaf Hasan (نسح)
                                  Hasan artinya baik. Berhenti pada kalimat yang secara lafadz dan makna masih
                                  berkaitan  dengan  kalimat  sebelum  dan  sesudahnya,  tetapi  dengan  syarat
                                  susunan  kalimatnya  telah  sempurna.  Didalam  mushaf  Al-Qur’an  waqaf  ini
                                                         ىل
                                  ditandai dengan rumus ( ص). Contoh:
                                                                                                      َّْ للَّْدمم لْٱ
                                                                                                      ِِ  ُ مَ
                                  Dan dilanjut memulai/ ibtida’ dari:
                                                                                                    ۙ
                                                                                                      ِ
                                                                                                           ِ
                                                                                                     ْ  ْ يمَ لى عملاْبر
                                                                                                    َم
                                                                                                             َ
                                  Bagi para qari’ jika membaca waqaf ini diperbolehkan berhenti jika terletak
                                  diakhir ayat, akan tetapi dianjurkan untuk mengulangi dari kata sebelumnya
                                  jika berada ditengah ayat.
                              4)  Waqaf Qabih (حيبق)
                                  Qabih artinya buruk. Berhenti pada kalimat yang memberikan makna tidak
                                  baik, karena susunan kalimatnya tidak sempurna, serta masih bertalian dengan
                                  kalimat sesudah dan sebelumnya, baik dalam lafadz maupun makna.
                                  Tanda waqaf yang dapat dijadikan pedoman guna menunjukkan bahwa waqaf
                                  pada  tempat  tersebut  tergolong  sebagai  waqaf  qabih  ialah  tanda  ‘Adamul
                                  Waqaf (لا). Qori’ tidak boleh berhenti dengan sengaja pada waqaf qabiih ini,
                                  kecuali karena darurat. Seperti kehabisan nafas, bersin dan sebagainya. Begitu
                                  pula dengan pasti tidak boleh ibtida’/ memulai pada perkataan yang sesudah
                                  waqof qobiih tersebut. Dan paling qabiih atau pling buruk waqaf ibtida’ itu
                                  adalah pada perkataan yang menggambarkan kelainan makna. Contoh:
                                                ِ
                                         َ
                                  ِْ يحتسيْلاْ َّ للَّاَّْ نا = Sesungguhnya Allah itu tidak malu
                                       م
                                    م َ َ َ
                                                                                                            32
     	
