Page 24 - Makalah_kaidah_peradilan_MELINDA EKA L
P. 24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Waris adalah proses pembagian harta, hak, atau kekayaan seseorang yang
meninggal dunia kepada ahli warisnya sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku. Dalam Islam, waris diatur oleh hukum waris Islam (faraid) dan Al-Quran
memberikan pedoman tentang pembagian warisan secara adil antara laki-laki dan
perempuan. Selain itu, hukum perdata Indonesia juga mengatur pembagian warisan.
Untuk menjadi ahli waris, seseorang harus memenuhi syarat-syarat seperti
hubungan kekerabatan yang sah dan bukti kematian pewaris. Terdapat rukun-rukun
dalam hukum waris yang harus dipenuhi, dan setiap ahli waris memiliki besaran
bagian sesuai dengan hukum yang berlaku. Pembagian warisan dapat bervariasi
tergantung pada jumlah dan jenis ahli waris yang ada, serta ketentuan hukum yang
berlaku dalam agama dan negara.
Pernikahan adalah ikatan sah antara seorang pria dan seorang wanita dengan
tujuan membentuk keluarga, memenuhi aspek sosial dan agama, serta membawa
manfaat spiritual. Ini merupakan institusi penting dalam Islam dan diatur dalam Al-
Quran serta hadis. Di Indonesia, pernikahan diatur oleh undang-undang, seperti UU
No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan PP No. 9 Tahun 1975 tentang
Pelaksanaan UU tersebut. Syarat-syarat pernikahan meliputi syarat materil dan
formil. Syarat materil mencakup persetujuan kedua calon mempelai, syarat umur
minimal, monogami, dan lainnya. Syarat formil mencakup tata cara pelaksanaan
pernikahan, seperti pemberitahuan kepada pegawai catatan sipil dan larangan
perkawinan tertentu. Keseluruhan ini harus mematuhi prinsip-prinsip hukum
perdata dan agama yang berlaku.
Wakaf adalah tindakan mengalihkan hak atau kepemilikan atas harta benda
kepada Allah SWT untuk tujuan amal yang baik dan kebaikan umat. Ini merupakan
instrumen penting dalam Islam untuk mendukung proyek-proyek sosial, agama, dan
21