Page 13 - kultur jaringan_Neat
P. 13
PENDAHULUAN
E-book ini berjudul “Kultur Jaringan Tanaman”. E-book ini
ditulis berdasarkan telaah literatur sejenis yang telah
dipublikasikan terdahulu. E-book ini disajikan secara sistematis dan
disertai dengan gambar-gambar yang relevan. Selain dilengkapi
dengan gambar pendukung, e-book ini juga menyajikan video yang
dapat membantu peserta didik memahami materimengenai teknik
kultur jaringan. Di akhir setiap bab disajikan soal-soal latihan.
Daftar istilah dan rangkuman dirberikan untuk mempermudah
peserta didik dalam mempelajari materi. E-book ini membahas
secara ringkas mengenai materi jaringan pada tumbuhan dan juga
teknik kultur jaringan tanaman, sehingga dapat digunakan sebagai
bahan referensi oleh guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Jaringan tanaman pertama kali berhasil dikulturkan oleh White
pada tahun 1934. Menjelang tahun 1939, White melaporkan
keberhasilan pertama kultur kalus wortel dan tembakau. Pada
tahun 1957, dipublikasikan suatu naskah kunci yang ditulis oleh
Skoog dan Miller di mana kedua pakar ini mengemukakan bahwa
interaksi kuantitatif antara auksin dan sitokinin akan menentukan
tipe pertumbuhan dan peristiwa morfogenik yang akan terjadi.
Penelitian mereka pada tanaman tembakau menunjukkan bahwa
rasio auksin:sitokinin yang tinggi akan menginduksi pembentukan
akar, sedangkan rasio sebaliknya akan menginduksi morfogenesis
pucuk. Namun sayangnya, pola respon demikian tidak berlaku
universal. Sementara manipulasi rasio auksin terhadap sitokinin
telah berhasil menginduksi morfogenesis pada berbagai taksa, kini
sudah semakin jelas bahwa berbagai faktor lain juga
mempengaruhi kemampuan sel-sel yang dikulturkan untuk
berdiferensiasi menjadi akar, pucuk atau embrio.
XI SMA/MA 2 KULTUR JARINGAN