Page 20 - 161224046 Pius Kurniawan Chossy Jusman
P. 20
d. Setara perlawanan dalam kalimat majemuk ini ditandai oleh konjungsi, antara lain, tetapi,
melainkan, dan sedangkan. Konjungsi itu menyatakan hubungan perlawanan antara kalimat
dasar satu dan kalimat dasar yang lain dalam sebuah kalimat majemuk.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mempelajari kalimat tunggal atau kalimat
majemuk setara saja, tetapi ada kalimat majemuk bertingkat. Ada sebagian kalimat yang berisi
informasi atau keterangan yang lebih lengkap, bahkan sampai terperinci. Jenis kalimat
majemuk bertingkat yang dikutip dari buku Sugono (2009:172-192), penambahan informasi itu
melahirkan struktur kalimat lebih luas daripada kalimat tunggal dan kalimat majemuk setara.
Kalimat itu mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa
kalimat dasar berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat inti itu, misalnya keterangan,
subjek, objek. Di antara kedua unsur itu digunakan konjungsi.
Berdasarkan penjelasan di atas, kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk
yang hubungan pola-polanya tidak sederajat atau bersifat hirarki. Hierarki maksudnya salah
satu pola menduduki fungsi lebih tinggi dari pola lain. Bagian yang lebih tinggi disebut induk
kalimat, bagian yang lebih rendah disebut anak kalimat. induk kalimat dapat berdiri sendiri,
sedangkan anak kalimat tidak dapat berdiri sendiri. Konjungsi itulah membedakan struktur
kalimat majemuk bertingkat dari kalimat majemuk setara, sebagaimana dikemukakan di bawah
ini yang dikutip dari buku Sugono (2009:172-192) berikut:
a. Unsur kalimat majemuk bertingkat
Dalam unsur ini terdapat penghubung antar kalimat yang disisipkan konjungsi ketika,
karena, supaya, meskipun, jika, sehingga. Pada klausa ini ada induk kalimat dan anak
kalimat yang bersifat tidak sejajar, suboordinatif dan membentuk hierarki atau memiliki
kedudukan lebih tinggi dan rendah. Demikian juga dengan penempatan konjungsi
karena, supaya, meskipun, jika, atau sehingga menebabkan unsur kedua ini menjadi
anak kalimat. Contoh :
Jakarta setiap musim hujan banjir karena banyak sampah menyumbat selokan.
Dosen masuk kelas, anak-anak tenang.
Dara pati bisa menjuarai cerdas cermat itu jika dia menguasi materinya.
Berdasarkan contoh di atas, konjungsi ‘karena’ dan ‘jika’ jika disisipkan maka akan
menjadi anak kalimat atau membentuk anak kalimat. Kedua contoh merupakan kalimat
14