Page 31 - ebook_SendySetiandy_23833010
P. 31
Contoh paling konkret yaitu mahalnya
harga tiket. Bukan benar-benar bermaksud
untuk membandingkan, tetapi ini hanyalah
sebuah gambaran. Seorang Brigata Curva
Sud pendukung PSS Sleman untuk
menyemangati klub kebanggaannya di tribun
kuning Maguwoharjo hanya butuh merogoh
kocek sebesar 20.000 rupiah.Sedangkan
seorang warga lokal London Utara, ketika ingin menyaksikan
Arsenal berlaga di Emirates Stadium harus mengeluarkan uang
hingga 1,8 juta rupiah per pertandingan.
Belum lagi karena pasar Liga Inggris yang begitu menjanjikan di
Asia, jadwal pertandingan pun diubah menyesuaikan penonton di
Asia. Maka, bagi warga Yogya, misalnya, bisa melihat The
Northwest Derby pada pukul tujuh malam, para pemain Liverpool
dan Manchester United pun harus bermain pada pukul 12 siang.
Belum lagi apabila laga tersebut tidak diselenggarakan pada akhir
pekan. Pasti para Manchunian dan Liverpudlian akan melewatkan
laga tersebut karena masih memiliki kegiatan lain, seperti bekerja
atau bersekolah.
Atas dasar inilah lama kelamaan suporter sepakbola menjadi
muak. Mereka menyuarakan protesnya, salah satunya melalui
semangat “Melawan Sepak Bola Modern”. Kampanye ini mengusung
prinsip bahwa kepentingan pemilik modal tidak boleh lebih berkuasa
dari kepentingan pendukung setia.
28