Page 166 - Fondasi Keluarga Sakinah.pdf
P. 166
Bacaan Mandiri Calon Pengantin
pembatalan perkawinan terhadap perkawinan yang tidak disetujui
(paksa) atau jika ada penipuan selama proses perkawinan antara
dirinya dengan suaminya. Pengajuan pembatalan perkawinan juga
bisa diajukan jika suaminya menikah lagi dengan perempuan lain
tanpa sepengetahuannya/di luar keinginannya.
Dimungkinkan membuat perjanjian perkawinan yang melindungi
kepentingan kedua belah pihak. Isi dari perjanjian itu diserahkan
kepada calon pengantin. Misalnya perjanjian agar perempuan
tetap bisa melanjutkan sekolah atau bekerja, atau laki-laki tidak
melakukan poligami. Perjanjian perkawinan ini perlu disepakati
oleh calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditandatangani oleh
kedua belah pihak. Lebih baik jika perjanjian perkawinan
dicatatkan ke akta notaris sebelum perkawinan dilangsungkan.
Keberadaan perjanjian ini harus diketahui oleh pejabat pencatat
perkawinan, dan karenanya mereka dapat sebagai saksi yang
mendatangi perjanjian tersebut. Perjanjian perkawinan ini harus
dilampirkan sebagai lampiran buku nikah.
Hak dan kedudukan yang seimbang antara suami dan istri, baik
dalam mengelola rumah tangga dan dalam mengambil suatu
keputusan di dalam keluarga.
Harta benda dalam perkawinan sebagai harta bersama kecuali
disebutkan berbeda dalam perjanjian perkawinan—suami istri
punya hak yang sama terhadap harta tersebut
Hak istri dan suami menghentikan perkawinan jika situasi
perkawinan telah tidak lagi sesuai dengan tujuan perkawinan yang
diharapkan. Bagi suami, hal ini disebut sebagai gugat talak, bagi
istri disebut gugatan cerai.
Selain berhak untuk menghentikan perkawinan, kedua belah pihak
juga memiliki hak untuk mempertahankan perkawinan, dengan
menyampaikan penolakan terhadap gugatan yang diajukan oleh
salah satu pihak melalui pengadilan. Sebab, proses talak dan cerai
hanya sah jika diputuskan oleh pengadilan
Hak yang setara antara perempuan/istri dan laki-laki/suami untuk
memelihara dan mendidik anak. Hak ini tetap dimiliki oleh
perempuan dan laki-laki selama masa perkawinan mereka dan
dalam kondisi perkawinan mereka kandas di tengah jalan.
161