Page 35 - cndibmiayu
P. 35
C. Ragam Hias Motif Relief Candi Bumiayu
Candi Bumiayu yang berada di Sumatra Selatan, merupakan death monument,
artinya monumen yang telah ditinggalkan masyarakat pendukungnya. Candi
tersebut ditinggalkan mungkin seiring dengan terdesaknya kekuatan politik Hindu
oleh Islam. Kemudian candi-candi itu rusak dan terkubur dalam tanah hingga
ditemukan kembali oleh E.P. Tombrink tahun 1864 (Nurhayati, 2019).
Dalam sejarah masa kerajaan Sriwijaya para penguasa keagamaan dan
kesenian banyak didirikan percandian pembuatan arca untuk peribadatan.
Termasuk di dalamnya kompleks percandian Bumiayu yang mendapat dukungan
dengan penguasa Sriwijaya. Kompleks percandian Bumiayu selain mendapat
pengaruh agama Budha ada juga yang mendapat pengaruh aliran Tantrayana
yang termasuk dalam aliran Budha Mahayana yang mempunyai bahwa seorang
penganut dalam mencapai moksa (pelepasan dari keduniawian) dengan
menggunakan sihir dan mengucapkan mantra-mantra.Hal ini yang
mempengaruhi keunikan dari candi Bumiayu karena dipengaruhi oleh dua atau
tiga aliran kepercayaan dalam suatu kompleks percandian. Yang terpenting yang
akan dibahas adalah motif flora dalam percandian Bumiayu yang memiliki
kesamaan dengan candi yang ada di Jawa (Herianto et al., 2018)
26
S E J A R A H L O K A L