Page 23 - MODUL PBL ILHAM
P. 23

Dalam hadits lain disebutkan:




















                    Artinya:  “Diriwayatkan  dari  Jabir  bin  ‘Abdillah  r.a.,  dia  berkata,  “Suatu

                    ketika  lewat  di  hadapan  kami  orang-orang  yang  membawa  jenazah
                    seorang Yahudi. Nabi Saw. lalu berdiri dan kamipun segera mengikutinya.
                    Setelah  itu  kami  berkata,  “Wahai  Rasulullah  sesungguhnya  yang  lewat
                    tadi  adalah  jenazah  seorang  Yahudi.”  Rasulullah  kemudian  menjawab:
                    Jika kamu sekalian melihat orang yang sedang lewat membawa jenazah,
                    maka berdirilah.” (H.R. Al-Bukhāri).


                         Dalam hadis lain disebutkan Nabi menjawab bukankah dia juga manusia).
                    Al-Zabidi  memberi  penjelasan  bahwa  menghormati  jenazah  dengan  cara
                    berdiri  saat  iring-iringan  yang  membawa  jenazah,  merupakan  hal  yang
                    dianjurkan  sekalipun  jenazah  tersebut  nonmuslim.  Dengan  kata  lain,
                    penghormatan  Nabi  dan  para  sahabat  pada  waktu  itu  sebenarnya
                    didasarkan pada pertimbangan kemanusiaan.



                         Kemudian untuk contoh toleransi dengan agama lain, kalian bisa belajar
                    dari Sunan Kudus. Himbauan Sunan Kudus untuk tidak menyembelih sapi
                    sebagai  lauk  di  kedai-kedai  makanan.  Hal  ini  sebagai  bentuk  toleransi
                    terhadap  pemeluk  agama  lain.  Himbauan  tersebut  sama  sekali  tidak
                    mengorbankan  keyakinan  agama  Islam,  tetapi  bentuk  penghargaan  sosial
                    terhadap pemeluk agama lain.


                          Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa toleransi dengan umat agama
                    lain   diperbolehkan        selama      berkaitan     dengan      hubungan       sosial
                    kemasyarakatan,  sedangkan  toleransi  dalam  hal  akidah  atau  ibadah  tidak
                    boleh  dilakukan.  Hal  ini  didasarkan  pada  Q.S.  al-Kāfirūn/109:  1-6
                    “Katakanlah  (Muhammad),  “Wahai  orang-orang  kafir!  aku  tidak  akan
                    menyembah  apa  yang  kamusembah;  dan  kamu  bukan  penyembah  apa
                    yang  aku  sembah;  dan  aku  tidak  pernah  menjadi  penyembah  apa  yang
                    kamu  sembah;  dan  kamu  tidak  pernah  (pula)  menjadi  penyembah  apa
                    yang aku sembah; Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”






                                                                                                                15
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28