Page 28 - NI MADE WIDIASTUTI_DESIGN MODUL REPRODUKSI
P. 28
3. MENGEVALUASI PENYEBAB GANGGUAN DAN PENYAKIT
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA
Intruksi 1 : Bacalah artikel dibawah ini dengan cermat kemudian buatlah
deskripsi identifikasi masalah bersama anggota kelompok anda berdasarkan
pada artikel tersebut !
"Saya Arini. Saya terdiagnosa HIV positif tahun 2013". Demikian Arini memperkenalkan
diri dalam acara Indonesian AIDS Conference (iAIDS) 2019 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu
(30/11/2019). Perempuan bernama lengkap Hayu Ari Setyaningtyas ini mengaku terjangkit virus
mematikan itu dari sang suami. Saat itu, sang suami masuk ruangan ICU dan divonis menderita
HIV positif. Dua hari kemudian, pihak rumah sakit menghariskan Arini turut mengecek darahnya.
Hasil cek darah menunjukkan Arini positif HIV. "Saat itu, saya tidak ada waktu untuk sedih, down,
terpuruk. Saya blank. Saat itu saya hanya memikirkan suami saya yang perlu biaya dan
perawatan," tutur perempuan kelahiran Surabaya, 11 November 1970 itu. Satu bulan kemudian,
tepatnya 23 September 2013, sang suami meninggal. Tidak pernah terpikirkan di benak Arini
sang suami bisa terjangkit virus HIV. "Karena dia orangnya baik banget. Dia atlet golf yang
mengurusi mobil antik. Dia juga tidak dekat dengan kelompok berisiko HIV," kata dia. Namun
beberapa tahun sebelum divonis HIV positif, sang suami mengalami kecelakaan dan mendapat
transfusi darah. Selain meninggalkan Arini dengan penyakit mematikannya, suaminya
mewariskan utang biaya perawatan sebesar Rp 250 juta. Uang yang dikumpulkan dari keluarga
tidak mampu menutupi utang ke rumah sakit.
Cobaan hidup lainnya datang. Di tengah kondisi fisik, mental dan finansial yang tidak baik,
Arini saat itu mendapatkan perlakuan diskriminatif dari keluarga suami. "Mereka membuang
saya. Mereka menganggap mereka itu dari keluarga terpandang. Saya dikeluarkan dari rumah
mertua setelah 40 hari kematian suami saya," tutur Arini. Ia tidak ingin terpuruk. Ia kemudian
mempelajari lebih banyak tentang virus HIV/AIDS dari dunia maya dan komunitas sembari
berjuang melunasi utang. Arini tidak ingin ketika meninggal dunia nanti, ia mewariskan utang
bagi anak semata wayangnya. Upaya Arini berbuah hasil. Melalui kerja kerasnya, seluruh utang
dapat ia lunasi dalam dua tahun.Setelah divonis HIV positif, Arini makin menjaga pola hidupnya.
Ia dan anaknya tidak mengonsumsi makanan yang mengandung gluten dan mengonsumsi lebih
banyak sayur serta buah.
"Anak saya pencernaannya lemah, saya sendiri survivor kanker. Ketika saya (berhasil)
hidup dari kanker, HIV itu it’s nothing," ungkap dia. Orang yang hidup dengan HIV (Odhiv) bisa
melakukan kegiatan apapun dan berprestasi, asalkan sehat.
(Sumber : https://regional.kompas.com/read/2019/12/01/12110271/kisah-arini-penderita-hiv-yang-bangkit-usai-terusir-dari-
keluarga?page=all&jxconn=1*i8p64x*other_jxampid*bnRPc3I1eUJBVlBYLUxKZHpSQlltYW5XVXJxZEg2VVU5ZUtXY29rV
ktTZTV6VXBMd2kw UTVaNXk0dkxua3NmSQ..#page2)
27