Page 8 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 8

Sambutan Ketua STPN







                Sekali lagi ‘pengadaan tanah’ adalah persoalan yang sangat penting
            dan strategis yang memerlukan banyak pemikiran. Ketika berhadapan
            dengan ‘pengadaan tanah’ ada banyak hal yang termuat disana yang
            secara hati-hati dan jernih harus dilihat kembali agar amanat penting
            dalam Undang-Undang Pokok Agraria 1960 bahwa bumi, air, dan
            kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah untuk sebesar-
            besar kemakmuran rakyat tidak kehilangan ruhnya.

                Sebagaimana ditegaskan penulis di akhir tulisannya, ‘Masyarakat
            Hukum Adat’ perlu diberi kesempatan untuk membangun relasi yang
            lebih baik dengan negara maupun pihak investor dalam pengelolaan
            sumberdaya alam yang berada di wilayah ulayatnya’. Penting dalam
            hal ini untuk mengingat kembali bahwa perlindungan terhadap
            hak ulayat masyarakat hukum adat tidak boleh diabaikan di tengah
            semakin menguatnya hak menguasai negara terhadap penguasaan dan
            pengelolaan sumber-sumber agraria dan sumber daya alam lainnya.
            Keseimbangan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam
            harus diletakkan sekali lagi pada ‘kunci’ kesejahteraan seluruh rakyat.

                Perlindungan hak ulayat masyarakat hukum adat atas tanah serta
            eksistensi hak masyarakat hukum adat atas tanah dalam pengadaan
            tanah untuk kepentingan umum memberikan lingkup pemahaman
            yang cukup  lengkap mengenai landasan filosofis perlindungan hak
            atas tanah dalam perspektif hukum nasional dan hukum adat serta
            pengaturan hak masyarakat hukum adat. Masyarakat hukum adat
            memiliki kewenangan penuh secara adat untuk penguasaan dan
            pemanfaatan atau pengelolaan tanah ulayatnya. Hal ini memang
            dihadapkan  pada kenyataan lain  bahwa kewenangan  yang dimiliki
            ini secara yuridis formal tidak sekuat yang dimiliki oleh negara seperti
            yang termuat dalam Undang-Undang Pokok Agraria.




                                          vii
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13