Page 99 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 99

23 PP  Nomor  24  Tahun  1997, atau  bukti hak lama sebagaimana
            diatur dalam Pasal 24 PP Nomor 24 Tahun 1997 guna pendaftaran
            hak atas tanahnya. Keempat, keterbatasan dana /anggaran pemerintah
            Desa untuk melakukan pemeliharaan tanah kas Desa, apalagi untuk
            pengurusan sertipikat tanahnya; Kelima, munculnya ulah dari oknum
            aparat yang memanfaaatkan ketidakjelasan status tanah kas desa untuk
            pemenuhan kepentingan pribadi dengan berkedok pada jabatan yang
            diembannya. “Jual tanah bengkok untuk beli Colt” yang dilakukan
            oleh oknum aparat Kepala Desa Srumbung . Keenam,  masih
                                                         53
            lemahnya atau belum dioptimalkan kontrol dan/atau pengawasan
            serta pengendalian terhadap pemanfaatan tanah kas desa, khususnya
            penguasaan secara fisik maupun substansi mekanisme pengelolaan
            tanah kas desa, dalam hal ini mengakibatkan tanah kas desa jatuh ke
            tangan pihak ketiga, diklaim sebagai miliknya, dikuasai secara fisik oleh
            pendatang yang bukan warga desa, atau dengan cara lain menguasaai
            dan/atau memanfaatkan tanah dengan cara illegal yang akan
            menimbulkan masalah di kemudian hari, jika tanah kasa desa tersebut
            akan  dioptimalkan  untuk  kepentingan  Pemerintah  Desa.  Ketujuh,
            belum tertibnya adminsitrasi pertanahan (land administration) desa/
            Kalurahan. Hal ini karena, administrasi pertanahan desa tidak dapat
            dipisahkan dengan peranan Kepala desa di bidang pertanahan. Misal,
            tanah kas desa yang diperoleh dari pihak ketiga melalui jual beli, tukar
            menukar atau cara lain, akan tetapi tidak ditindak lanjuti dengan proses
            pensertipikatanan tanah atas nama Pemerintah Desa, atau tidak diikuti
            pencatatan yang berupa perubahan subjek hak tanah dalam buku desa
            terhadap  tanah  yang  telah  dibeli  atau  diperoleh  dengan  cara  tukar
            menukar. Tidak tertibanya pencatatan yang berupa perubahan subjek
            kepemilikan atas bidang tanah dalam bukum administrasi pertanahan
            desa tersebut, dikemudian hari akan membuka celah diklaimnya tanah
            tersebut oleh para ahli waris pemeilik tanah. Oleh karena itu, peranan
            Kepala Desa dalam mendukung dan menunjang tertib adminsitrasi


            53  Sarjita, Penyelesaian Sengketa Pertanahan Dalam era Otonomi Daerah (Makalah
                disampaikan  pada  Workshop  Penguatan  SDM  Pemkab  Sleman,  11  November
                2008), BPPD Ka.b Sleman. (Tidak dipublikasikan).


                                          84
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104