Page 32 - After sempro 5 (validasi 3)_Neat
P. 32
Pahamilah video dan narasi berikut dengan seksama!
Youtube: Sound Horeg Sebabkan Kerusakan pada
Telinga (CNN Indonesia, 2025)
Bahaya Sound Horeg bagi Telinga: Risiko Tuli
Permanen??
Fenomena "Sound Horeg" dalam parade atau hajatan di Jawa Timur menimbulkan ancaman serius
bagi kesehatan telinga, dengan volume mencapai 130-135 desibel (dB). Dokter Spesialis THT-KL UNAIR,
Citra Dwi Novastuti, menjelaskan bahwa paparan suara ekstrem ini dapat merusak sel rambut halus di
koklea, menyebabkan Noise Induced Hearing Loss (NIHL)/Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan.
Padahal, ambang batas aman kebisingan harian yang ditetapkan secara internasional hanya 85-90 dB.
Paparan suara 130 dB hanya dapat ditoleransi tubuh selama sekitar 1,5 detik tanpa pelindung. Jika
berlanjut, kerusakan sel rambut koklea bersifat permanen dan berujung pada gangguan pendengaran
hingga tuli, bahkan pada usia produktif.
Dampak awal paparan suara keras adalah tinnitus (telinga berdenging) yang dapat berkembang
menjadi kesulitan nyata menangkap percakapan di tempat ramai. Mengingat kerusakan saraf
pendengaran bersifat ireversibel (tidak dapat disembuhkan), fokus utama penanganan adalah
pencegahan, sementara pengobatan hanya bersifat rehabilitatif (alat bantu dengar atau implan koklea).
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk membatasi paparan kebisingan, menggunakan pelindung
telinga (earplug/earmuff) di lingkungan di atas 80 dB, membatasi penggunaan earphone (aturan 60
persen volume, 60 menit durasi), dan melakukan tes audiometri berkala untuk deteksi dini.
(sumber: unair.ac.id)
Berdasarkan penjelasan dokter dalam narasi, yang menyebutkan bahwa
paparan suara ekstrem merusak sel rambut halus di koklea (bagian dari sistem
pendengaran). Jelaskan tiga pembagian anatomis utama telinga yang secara
fungsional bertanggung jawab mengolah gelombang suara menjadi sinyal saraf
pada telinga?
31

