Page 188 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 188

Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah  175

                  Sebelum terjadi erupsi Gunung Merapi tahun 2010, pola
              pemukiman   penduduk   menyebar  tidak  merata, di mana
              sebagian  besar  berada  di bagian  tengah  wilayah  dusun.
              Sementara  itu, jenis  pertanian  yang ada  di Dusun  Jambu
              adalah pertanian tanah kering, yang berupa tegalan dan kebun
              campuran. Saat ini wilayah Dusun Jambu merupakan daerah
              Kawasan Rawan Bencana (KRB) yang kondisi isik wilayahnya

              sebagian  besar  tertutup  oleh  pasir  material Gunung Merapi,
              sedangkan  masyarakat  Dusun  Jambu  bermukim  di Huntap,
              yang berada  di luar  daerah  KRB, atau  tepatnya  di bagian
              selatan wilayah Dusun Jambu.

                  Pola  penggunaan  tanah  Dusun  Jambu  didominasi oleh
              jenis  pertanian  tanah  kering dan  tegalan  yang mencapai 75
              %, yang dimanfaatkan  untuk  tanaman  keras  seperti sengon,
              mahoni, dan  jabon, serta  HMT  (Hijauan  Makanan  Ternak),
              seperti: rumput  gajah. Sebagai bentuk  antisipasi keadaan
              darurat Gunung Merapi, saat ini tidak ada anggota masyarakat
              Dusun Jambu yang bertempat tinggal di daerah KRB. Khusus
              untuk bahan galian C (pasir, kerikil, dan batu), maka 25% dari
              luas wilayah dusun ini merupakan areal penambangan.

                  Dalam rangka rehabilitasi dan peningkatan produktivitas
              tanah, masyarakat  telah  melakukan  pembibitan  tanaman
              tahunan, seperti: sengon, mahoni, dan  buah-buahan, yang
              kemudian   dibudidayakan  di tanah   pertaniannya. Pada

              saatnya nanti, Dusun Jambu akan kembali menjadi hijau, dan
              berfungsi sebagai kawasan resapan air yang bermanfaat bagi
              kawasan di bawahnya, terutama dalam penyediaan air tanah,
              yang sekaligus berfungsi sebagai pengendali banjir.
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193