Page 215 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 215

202   Aristiono Nugroho dan Sutaryono

            kelompok industri rumah tangga. Apabila berbagai kelompok
            ini sudah terbentuk dan mampu membangun jejaring, maka
            secara formal dapat dikukuhkan menjadi desa wisata.
                Kedua, pengembangan    kelembagaan  oleh  pemerintah

            desa, yang berdasar pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
            tentang Desa. Undang-undang ini membawa    harapan  baru
            bagi pemerintah desa dan masyarakatnya, karena berdasarkan
            undang-undang ini desa  dipandang sebagai sebuah  entitas,
            yang mampu   memandirikan   diri dengan  mengembangkan
            aset-asetnya  sebagai sumber  penghidupan. Dalam  konteks
            ini desa dianggap mampu melakukan pengelolaan kebijakan,

            perencanaan keuangan, dan melakukan pelayanan dasar bagi
            warga  masyarakat  dalam  rangka  mempercepat  peningkatan
            kesejahteraan dan kemandirian. Agar desa mampu memainkan
            peran  dalam  mempercepat  kesejahteraan  dan  kemandirian,
            maka  pembentukan  dan  atau  pengembangan  kelembagaan
            yang berorientasi pada  peningkatan  kesejahteraan  mutlak
            diperlukan.

                Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 disebutkan,
            bahwa  ada  beberapa  hal yang bersifat  strategis  yang dapat
            dilakukan  oleh  desa. Dalam  hal ini terdapat  dua  agenda
            strategis  yang berhubungan  dengan  upaya  pengembangan
            kawasan ecotourism, yakni rencana investasi dan pembentukan
            BUMDes   (Badan  Usaha  Milik  Desa). BUMDes  adalah  badan

            usaha  yang seluruh  atau  sebagian  besar  modalnya  dimiliki
            oleh  Desa  melalui penyertaan  secara  langsung yang berasal
            dari kekayaan  Desa  yang dipisahkan  guna  mengelola  aset,
            jasa  pelayanan, dan  usaha  lainnya  untuk  sebesar-besarnya
   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220