Page 4 - Laporan Observasi Macan Tutul Gunung Sawal
P. 4
RINGKASAN
Panthera pardus melas merupakan satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya serta PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
IUCN Redlist of Threatened Species mengkategorikan Macan tutul jawa sebagai critically
endangered karena populasinya terus menurun di alam. Suaka marga satwa (SM) Gunung
Sawal ditetapkan berdasarkan SK MENHUT RI No. SK.1852/Menhut-VII/KUH/2014
tanggal 25 Maret 2014 Luas 5.567,37 HA. Tujuan dari observasi lapangan ini yaitu untuk
mengetahui upaya konservasi yang dilakukan serta mengetahui faktor pendukung dan
penghambat dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat sekitar untuk melindungi
kawasan hutan konservasi Suaka Margasatwa Gunung Sawal.
Menurut hasil observasi, terdapat 6 jenis Macan tutul di Gunung Sawal diantaranya
satu anak Macan kumbang, satu Macan indukan, satu Macan tutul, satu Macan pejantan, dan
satu Macan tutul (abah) yang sudah mati. Jadi, sekarang tersisa hanya ada 5 jenis Macan
Tutul di kawasan Gunung Sawal Kabupaten Ciamis. BKSDA memiliki peran dan tanggung
jawab penuh terhadap kelestarian satwa yang ada di Suaka Margasatwa Gunung Sawal,
termasuk Panthera pardus melas. BKSDA sedang berupaya dalam pengelolaan konservasi
Panthera pardus melas seperti membatasi kegiatan di Kawasan konservasi terkecuali
mendapatkan SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi) dari BKSDA, dan
sepengetahuan Resort Suaka Marga Satwa Gunung Sawal serta memberitahukan SIMAKSI
ke Kantor Seksi VI Tasikmalaya BBKSDA Jawa Barat.
Hasil observasi dan wawancara yaitu setelah adanya edukasi atau penyuluhan tentang
Macan tutul yang memiliki habitat di Gunung Sawal, masyarakat lebih menyadari akan
pentingnya untuk melindungi satwa yang langka yaitu Macan Tutul. Masyarakat juga
memberikan respon positif akan perlindungan Macan tutul tersebut. Konservasi yang
dilakukan di Suaka Margasatwa Gunung Sawal yaitu dengan menangkap Macan tutul
misalnya dari pemukiman warga atau dari lokasi lain dan dilepas liarkan di titik lokasi yang
memungkinkan Macan tutul tersebut dirasa aman dari jangkauan manusia yang berpikir
negatif terhadap adanya Macan tutul.
ii