Page 15 - Wifa SIti Hadiani_e book_23833037
P. 15

tahun 1187. Ia dianggap berjasa dalam mempertahankan wilayah-wilayah Muslim dari serbuan
                       Tentara Salib. Shalahuddin al-Ayubi juga dikenal karena sikap adil dan welas asihnya terhadap
                       musuh-musuhnya. Kepemimpinan dan keteguhannya dalam mempertahankan nilai-nilai Islam
                       membuatnya menjadi salah satu tokoh yang sangat dihor.
                          B. GENERASI MUDA PEMBENTUKAN DAN PEMBINAANNYA
                                                         ب
                                         ن
                    ابَيَلَنٰ   ب ّ ي ْ ن َ  اْكْ ي ْكُنْيْ ن َ   ن ّ ل  اْكُنٰنْيَِ    يِۗيْنِنَ  ا ي ْ ك َ انَ  ابَجْ ل َ  ٌنَ لم َ ك ْ  يِۗلَيِنَ  يَلّ  ا ي ْكُ ن ِنَ   ي ْنْ  نَيَلْنْا   ن َي خنْيْ ن َ
                                            ل
                                                              ل
                   “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan
                   yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu,
                   hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang
                   benar.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 9)

                   Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan pembinaan generasi penerus.

                   Lemah yang dimaksudkan dalam ayat di atas menyangkut beberapa hal.
                      Lemah akidah,

                      Lemah ibadah,

                      Lemah ilmu

                      Lemah ekonominya,
                   Generasi penerus atau anak di sini, tidak hanya anak biologis, melainkan juga anak didik (murid) dan
                   generasi muda Islam pada umumnya,

                    Pertama, jangan sampai meninggalkan anak yang lemah akidahnya atau imannya. “Akidah
                   merupakan sumber kekuatan, kenyamanan dan kebahagiaan dalam hdup. Orang yg lemah akidahnya
                   mudah sekali terkena virus syirik dan munafik. Hidupnya mudah terombang-ambing, tidak teguh
                   pendirian. Ia pun bisa gampang menggadaikan iman.Hal ini pun dicontohkan oleh Luqmanul Hakim
                   saat mendidik anak-ankanya (lihat QS Luqman). “Yang pertama ditekankan adalah soal akidah, yakni
                   ‘janganlah engkau mempersekutukan Allah’. Barulah kemudian Luqman membahas hal-hal yang lain
                   kepada anak-anaknya,”
                   Kedua, jangan sampai meninggalkan anak yang lemah ibadahnya. Orang yang istiqomah dalam
                   ibadahnya, insya Allah akan bahagia dan punya pegangan dalam hidupnya. Ia tidak mudah
                   terintenvensi oleh orang lain. “Sebaliknya, orang yang lemah ibadahnya atau menyia-nyiakan ibadah,
                   maka hidupnya tidak akan bahagia. Ia pun mudah diintervensi orang lain.
                   Ketiga, jangan sampai meninggalkan anak yang lemah ilmunya. “Islam sangat menekankan
                   pentingnya ilmu pengetahuan. Rasulullah menegaskan dalam salah satu hadisnya, ‘Tidak ada
                   kebaikan kecuali pada dua kelompok, yaitu orang yang mengajarkan ilmu dan orang yang
                   mempelajari ilmu.
                   Keempat, jangan meninggalkan generasi yang lemah ekonominya. “Orang tua perlu menyiapkan
                   generasi yang kuat secara ekonomi, agar hidupnya tidak menjadi beban bagi orang lain.

                   Sahabat nabi ingin menyedekahkan 100 persen hartanya, tapi Nabi melarangnya. Lalu, ia berniat
                   menyedekahkan 50 persen hartanya. Hal itu pun masih dilarang. Akhirnya ketika dia berniat
                   menyedekahkan sepertiga hartanya, barulah Nabi mengizinkan. “Dengan demikian, orang tua tadi
                   tidak meninggalkan generasi yang lemah secara ekonomi. Hadis ini pun menjadi dalil dalam
   10   11   12   13   14   15   16   17