Page 14 - e-modul uji coba
P. 14

PENGELOLAAN BISNIS KONTRUKSI DAN PROPERTI




                      4)  Bisnis penyewaan rumah

                               Bisnis penyewaan rumah yang lebih familiar dengan sebutan kontrakan atau
                         kos ini juga menjanjikan pelaku bisnis banyak keuntungan. Sewa rumah yang sudah

                         tetapkan bisa harian, bulanan, hingga tahunan. Tergantung dengan kebijakan atau
                         kesepakatan dengan calon penyewa. Dalam menjalani bisnis yang satu ini, pelaku

                         bisnis  hanya  perlu  melakukan  promosi  agar  rumah  yang  akan  disewakan  bisa

                         menarik pelanggan. Biasanya, bisnis sewa rumah ini berkembang pesat pada daerah-
                         daerah  yang  ramai,  seperti  kota  besar  atau  wilayah  dengan  mobilitas  tinggi.

                         Misalnya, rumah di sekitar kampus, pabrik, atau kantor-kantor ternama yang banyak
                         penduduk dan pendatangnya.




                  2.  Konsep Pengelolaan Bisnis Konstruksi dan Properti

                           Menurut Skinner (1992) dalam Pengantar Bisnis, Anoraga (2005), bahwa bisnis

                     adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberikan
                     manfaat.  Sedangkan  perusahaan  bisnis  adalah  suatu  organisasi  yang  terlibat  dalam

                     pertukaran barang, jasa atau uang untuk menghasilkan keuntungan.
                           Properti  adalah  berkaitan  dengan  lahan  (tanah),  hunian,  jenis  bangunan

                     perkantoran  dan  jenis  bangunan  untuk  perdagangan  (komersial).  Jadi  bisnis  properti
                     dapat diartikan sebagai kegiatan pertukaran barang, jasa atau uang yang berkaitan dengan

                     lahan, hunian, bangunan perkantoran dan bangunan komersial.

                           Memulai  usaha  bisnis  properti  dikarenakan  adanya  peluang  pada  bidang  usaha
                     tersebut dan ketertarikan pada keuntungan  yang diharapkan dari usaha ini. Sebelum

                     melangkah menjalankan bisnis properti diperlukan untuk menjajaki layak tidaknya usaha
                     tersebut dijalankan. Hal-hal yang perlu ditinjau untuk menilai kelayakan usaha tersebut

                     antara lain  peninjauan terhadap aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi,

                     aspek organisasi dan manajemen, serta aspek ekonomi dan keuangan. Selanjutnya setelah
                     dapat dinilai bahwa bisnis properti ini layak untuk dijalankan maka dapat diputuskan

                     untuk menjalankan usaha tersebut melalui suatu kebijakan.
                           Faktor-faktor yang perlu diuraikan dalam aspek teknis dan teknologi adalah yang

                     menyangkut lokasi/proyek yang direncanakan, sumber bahan baku, jenis teknologi yang

                     digunakan, kapasitas produksi, jenis dan jumlah investasi yang diperlukan disamping
                     membuat rencana produksi selama umur ekonomis proyek. Sedangkan aspek organisasi


                                                                                                        8
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18