Page 7 - 1. Model ke 3 DENGAN 5 bab -Modul S3 Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran Hutan (UJIAN)
P. 7
Becana kebakaran huran dan lahan terjadi akibat factor alam dan
factor non alam (ulah manusia). Musim kemarau, terutama selama periode
El Niño, menciptakan kondisi kering dan panas yang meningkatkan
kecenderungan terjadinya kebakaran. Tanaman dan hutan yang kering
menjadi lebih rentan terhadap penyebaran api. Selain itu, metode
tradisional pembukaan lahan pertanian dengan membakar sisa-sisa
tanaman dan hutan lama seringkali menjadi pemicu utama kebakaran.
Praktik ini dilakukan untuk membersihkan lahan secara cepat, namun
seringkali berujung pada kebakaran yang sulit dikendalikan. Sama halnya
dengan ekspansi perkebunan, pembakaran lahan gambut apat melibatkan
api yang tersembunyi di dalam lapisan gambut yang terbakar secara
perlahan-lahan.
Sehingga perlu adanya kendali, tindakan pencegahan sepeti
kesiapsiagaan menghadapi bencana karhutla (kebakaran hutan dan lahan.
Penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan di Kota Singkawang,
Kalimantan Barat memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan
pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta. Langkah-langkah pencegahan
yang lebih baik, pengawasan yang ketat, dan praktik pertanian
berkelanjutan menjadi kunci untuk mengurangi risiko dan dampak
kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut.
Namun demikian, pada bahasan kali ini akan lebih dalam mengkaji
dalam bidang pendidikan melalui strategi pencegahan dan pembelajaran
dengan modul elektronik kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran
hutan dan lahan yang diimplementasikan bagi mahasiswa semester enam
di STKIP Singkawang.
6