Page 5 - Proposal_Yadu_GC_2024
P. 5
“... Nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu
menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara kamu dan menafkahkan
(sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar”
Pada hakikatnya harta itu milik Allah ﷻ, hamba tidaklah memiliki apa-apa melainkan apa
yang Allah ﷻ ridhoi. Siapa saja yang membelanjakan (menginfaqkan) harta dijalan Allah ﷻ
maka, sama halnya dengan seseorang yang mengeluarkan harta orang lain dengan seizin-Nya,
dari situ ia akan mendapatkan pahala yang melimpah dan amat banyak. Serta, merupakan
bagian dari dari usaha seorang muslim untuk meneladani Rasulullah ﷺ dalam hal
kedermawanan beliau dalam mengeluarkan harta dan benda yang dimiliki bagi kaum yang
membutuhkan.
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dengan
dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya” (Q.S Saba’: 39)
2. DASAR DAN LANDASAN
Firman Allah ﷻ.
1. “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama, yaitu orang yang menghardik anak
yatim (tidak menghiraukan) dan enggan memberi makan orang miskin” (Q.S Al-Maa’un
(107) ayat 1-3)
2. “Dan berikanlah hak kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin...” (Q.S Al-Isra (17)
ayat 26)
3. “...Harta apa saja yang kamu infakan, hendaknya di peruntukan bagi kedua orang tua,
kerabat, anak yatim, orang miskin, dan orang dalam perjalanan...” (Q.S Al-Baqarah (2)
ayat 215)
4. “...Dan berbuat baiklah kepada orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga dekat / jauh, teman sejawat dan ibnu sabil yang kamu miliki...” (Q.S An-
Nisa’ (4) ayat 36)
5. “Dan mereka memberi makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan
orang yang ditawan” (Q.S Al-Insaan (76) ayat 8)
Yayasan Riyadhul Yatama | 2