Page 32 - E-Modul Berorientasi Pembelajaran Berdiferensiasi Konten Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Pada Fase E Bhinneka Tunggal Ika Kelas X
P. 32
Dalam sejarah pergerakan kemerdekaan, bangsa Indonesia
dipersatukan berdasarkan trilogy kebangsaan: , Satu Nusa, Satu
Bangsa, Satu Bahasa yang dikenal dengan Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928. Kita sudah sampai pada tahapan perbedaan
daerah, suku, agama, dan bahasa lokal sudah mengakar dalam
kesadaran kolektif kebangsaan. Janji-janji yang beritikad baik
menumbuhkan kesadaran nasional yang ideal hingga akhirnya
kemerdekaan Indonesia tercapai. (Naupal, 2020)
Peranan kaum bangsawan memegang peranan yang sangat
penting dalam proses perkembangan kebudayaan, bahkan pada
saat masyarakat sedang mengalami perubahan yang sangat
mendasar. Selain tumbuhnya kesadaran nasional, para pemimpin
adat mulai dari kalangan terpelajar, tokoh budaya, seniman,
pejabat, raja, hingga bangsawan sangat mementingkan
pengembangan kebudayaan. Mereka bertemu berkali-kali untuk
mendiskusikan masa depan budaya mereka.
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945
sesuai dengan janji yang tertuang dalam Sumpah Pemuda tahun
1928, persoalan kebudayaan nasional diserahkan sepenuhnya
kepada bangsa Indonesia sendiri. Hari ini menandai “momen
bersejarah ketika bangsa kita terbebas dari belenggu yang telah
mengikat jiwa mereka selama berabad-abad,” dan sekali lagi
merupakan peluang besar bagi kebudayaan untuk tumbuh,
berkembang, dan menghasilkan buah. Sementara itu, Umar
Khayyam mengatakan, ‘’Sejak kemerdekaan, selain membebaskan
wilayah geografis kita dari status penjajahan, kita juga bertekad
untuk membangun negara baru dan masyarakat baru dengan
budaya baru.” ujarnya. Seluruh pendiri negara menyusun UUD
tahun 1945 beserta pembukaannya dan dasar falsafah nasional
Pancasila. Konstitusi ini mengandung kemauan yang kuat untuk
memisahkan prinsip sistem kekuasaan absolut dari gambaran
budaya feodal dan bertujuan menuju masyarakat modern yang
demokratis (Supardi, 2003: 15-16)
26