Page 65 - E-MODUL INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA
P. 65
berefek menjadi bencana pada rantai makanan kita. Sebuah penelitian yang
diterbitkan dalam Journal Biological Conservation menjelaskan, lebih dari 40
persen spesies serangga dapat punah dalam beberapa dekade mendatang. Sementara
itu, bioma serangga menurun sebanyak 2,5 persen setahun. Keadaan in
mengindikasikan kepunahan ras dalam satu abad. Selain 40 persen berisiko mati,
sepertiga spesies terancam punah. Berdasarkan persentase penurunan populasi
serangga dalam satu dekade terakhir yaitu kupu - kupu sebesar 25 %, kumbang 23
%, lebah 22%, capung 18% dan lalat 12%. Jumlah ini dapat menyebabkan
keruntuhan ekosistem planet ini dengan dampak bisa memicu kehancuran
kehidupan di Bumi.
Para peneliti memeriksa alasan di balik penurunan jumlah serangga ini untuk
menghasilkan gambaran besarnya. Hasilnya, sangat mengkhawatirkan. Francisco
Sanchez-Bayo, dari School of Life and Environmental Sciences di University of
Sydney, menyebut studi ini sebagai ujian global pertama yang benar-benar
memerinci masalah ini. Dulu, fokus penelitian masih pada penurunan
keanekaragaman hayati hewan vertebrata, dan penelitian ini menekankan
pentingnya kehidupan serangga pada ekosistem yang saling berhubungan dan rantai
makanan. Serangga bahkan menjadi rantai paling dasar pada sekitar 70 persen dari
semua spesies hewan. Dampak kepunahan serangga akan menjadi malapetaka
besar. Hal ini mengingat serangga berada di basis struktural dan fungsional dari
banyak ekosistem dunia sejak kemunculannya hampir 400 juta tahun yang lalu.
Penyebab utama penurunan ini termasuk hilangnya habitat mereka akibat konversi
ke pertanian intensif dan urbanisasi, polusi, terutama dari pestisida dan pupuk, berta
faktor biologis, seperti patogen serta perubahan iklim.
Sumber:https://tirto.id/populasi-serangga-menurun-ancaman-bagi-keseimbangan-
rantai-makanan-dhSN
65