Page 3 - 95-Article Text-347-1-10-20210222
P. 3

Strategi Pengelolaan Wakaf Uang oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI)


                   Pada Tabel 1 terlihat, perkiraan potensi wakaf uang mencapai Rp 3 triliun per tahunnya. Akan
                   tetapi, total penghimpunan wakaf uang saat ini baru mencapai Rp 200 miliar (BWI 2018). Oleh
                   karena  itu,  sektor  pengelolaan  menjadi  sektor  utama  untuk  mencapai  pengembangan  yang
                   berkelanjutan. Pilihan strategi bisnis yang dijalankan nazhir dalam melakukan pengelolaan wakaf
                   uang menjadi penting, mengingat penghimpunan wakaf uang sampai saat ini belum mencapai
                   potensi yang diperkirakan.

                   Menurut (Tiswarni 2014), pengelolaan wakaf uang dapat dilakukan dengan beberapa model
                   investasi yaitu investasi mudharabah, musyarakah, ataupun murabahah. Adapun perolehan dari
                   wakaf uang dapat diinvestasikan pada sektor rill maupun produk lembaga keuangan syariah
                   baik dalam bentuk pembiayaan pendirian bangunan maupun modal usaha bagi masyarakat
                   (Lestari dan Thantawi 2016). Pengelolaan wakaf uang yang optimal akan mampu berkontribusi
                   dan memberikan efek pengganda baik dalam sektor ekonomi maupun non ekonomi (Al Arif
                   2012). Akan tetapi, pola pengelolaan wakaf uang yang berkarakter bisnis tersebut masih belum
                   diterapkan secara maksimal oleh nazhir wakaf uang yang ada. Hanya ada beberapa nazhir yang
                   memiliki kemampuan manajerial profesional yang menerapkan pola pengelolaan yang lebih
                   bersifat  produktif  dan  konsumtif  sesuai  dengan  pilihan  investasi  dan  bisnis  yang  akan
                   dijalankan. Untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan pola pengelolaan produk perwakafan
                   terutama wakaf uang, pemerintah telah membentuk BWI. Dalam sistem pelaksanaannya, BWI
                   memiliki kapasitas serta kapabilitas yang kuat sebagai nazhir pusat nasional (Hidayatullah dan
                   Sidqi 2019). BWI terbentuk dengan tujuan untuk memajukan dan mengembangkan harta wakaf
                   secara lebih optimal dan produktif. Sebagai lembaga independen perwakafan nasional, hadirnya
                   BWI ternyata belum berjalan secara maksimal dalam melakukan pengembangan harta wakaf di
                   tanah air (Dahlan 2016). Berbeda dengan sistem pengelolaan wakaf di negara Mesir yang dapat
                   berjalan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, untuk memajukan sistem pengelolaan wakaf
                   uang, BWI harus mampu memetakan apa saja yang menjadi faktor internal maupun eksternal
                   dari permasalahan pengelolaan wakaf uang. Untuk itu, diperlukannya analisis mengenai faktor
                   internal  dan  eksternal,  sehingga  dapat  dihasilkan  Business  Canvas  Model  sesuai  dengan
                   permasalahan dan solusi secara keseluruhan. Pengelolaan wakaf uang akan dihadapkan pada
                   berbagai pilihan investasi, keuntungan, dan risiko investasi.  Oleh karena itu, nazhir wakaf uang
                   memiliki  tanggung  jawab  yang  besar  dalam  memberdayakan  aset  wakaf  uang  secara
                   berkelanjutan. Disisi  lain, penghimpunan dan pengelolaan wakaf uang  akan dapat berjalan
                   maksimal dan berkelanjutan, apabila dilakukan oleh nazhir yang profesional dan kompeten baik
                   pada skala individu, lembaga, ataupun badan hukum (Hasanah 2008). Adanya permasalahan
                   tersebut membuat sitem pengelolaan wakaf uang tidak jelas dan terkesan berjalan ditempat.
                   Badan  Wakaf  Indonesia  (BWI)  harus  mampu  mengidentifikasi  secara  kesuluruhan  terkait
                   faktor internal dan faktor eksternal permasalahan pengelolaan wakaf uang yang dilakukan oleh
                   nazhir  wakaf uang.  Permasalahan yang  diindentifikasi  secara spesifik dan menyeluruh akan
                   berguna  dalam  pengambilan  keputusan  strategi  dalam  pemilihan  model  bisnis  sehingga
                   menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan dan jangka panjang (Suryadi dan Yusnelly 2019).
                   Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diuraikan beberapa pertanyaan yang ingin diteliti
                   yaitu:
                       1.  Bagaimana  urutan  prioritas  variabel  kekuatan,  kelemahan,  peluang,  dan  ancaman
                          pengelolaan wakaf uang pada Badan Wakaf Indonesia (BWI)?






                                                       Al-Awqaf: Jurnal Wakaf dan Ekonomi Islam, Vol. 13, No. 1, Tahun 2020 | 41
   1   2   3   4   5   6   7   8