Page 10 - UTS - KAMELIA NUR AGUSTIN- BAHAN AJAR DIGITAL PERPAJAKAN
P. 10

BERDASARKAN             a.      Pajak Subjektif

        SIFAT                   Pajak subjektif adalah jenis pajak yang ditentukan berdasarkan situasi
                                atau kondisi finansial dari individu yang menjadi wajib pajak. Pajak ini
                                bersifat  personal,  sehingga  jumlah  yang  harus  dibayarkan  bisa
                                berbeda-beda tergantung pada kemampuan finansial masing-masing
                                individu.  Di  Indonesia,  hampir  setiap  penduduk  memiliki  kewajiban
                                untuk  membayar  pajak  jenis  ini,  termasuk  juga  warga  negara  asing
                                yang  memiliki  keterkaitan  ekonomi  dengan  Indonesia.  Contoh  dari
                                pajak subjektif meliputi Pajak Penghasilan dan Pajak Kekayaan.

                                b.     Pajak Objektif
                                Pajak  subjektif  adalah  jenis  pajak  yang  hanya  mempertimbangkan
                                kondisi  objek  yang  dikenai  pajak  tanpa  memperhatikan  situasi  atau
                                kondisi  dari  wajib  pajaknya.  Pajak  subjektif  tidak  mengacu  pada
                                karakteristik individu yang membayar pajak. Golongan yang terkena
                                pajak  subjektif  termasuk  Warga  Negara  Indonesia  (WNI)  yang
                                memiliki  atau  menggunakan  barang-barang  yang  dikenai  pajak,
                                seperti  barang  mewah,  serta  WNI  yang  mentransfer  kekayaannya
                                dari Indonesia ke luar negeri. Contoh-contoh pajak subjektif meliputi
                                Pajak Impor, Bea Masuk, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Bea
                                Materai, Pajak Kendaraan Bermotor, dan Pajak Pertambahan Nilai.





        BERDASARKAN             a. Pajak Negara
        INSTANSI                Pajak negara atau pajak pusat adalah jenis pajak yang dikumpulkan
                                oleh  pemerintah  pusat.  Instansi-instansi  seperti  Direktorat  Jenderal
        PEMUNGUT                Bea  Cukai,  Direktorat  Jenderal  Pajak,  dan  Kantor  Inspeksi  Pajak
                                berada  di  bawah  Kementerian  Keuangan  bertanggung  jawab  atas
                                pengelolaan  pajak  negara.  Contoh-contoh  pajak  pusat  termasuk
                                Pajak  Penghasilan,  Pajak  Pertambahan  Nilai,  Pajak  Penjualan  atas
                                Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas
                                Tanah dan Bangunan, Pajak Migas, Bea Materai, Bea Masuk, dan Bea
                                Cukai.

                                b. Pajak Daerah
                                Pajak daerah atau sering disebut juga pajak lokal adalah jenis pajak
                                yang  dikumpulkan  oleh  pemerintah  daerah.  Pajak  ini  hanya  berlaku
                                bagi penduduk di wilayah tertentu dan penagihannya dilakukan oleh
                                Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II. Beberapa contoh pajak
                                daerah  meliputi  Pajak  Kendaraan  Bermotor,  Pajak  Hotel  dan
                                Restoran,  Pajak  Hiburan  dan  Tontonan,  Pajak  Radio  dan  Reklame,
                                Pajak Penerangan Jalan, dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

























                                                                                                   06
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15