Page 224 - Islam-BS-KLS-X
P. 224

“Anakku, tidak cukup bagimu hanya menyesali, meminta maaf dan
                    memohon ampunan kepada Allah Swt. atas apa yang pernah engkau perbuat.
                    Permintaan maafmu kepada orang yang pernah engkau sakiti, ibarat engkau
                    mencabut paku-paku itu dari balok kayu. Pakunya bisa dicabut, tetapi
                    bekas lubang pakunya tidak bisa hilang. Demikian juga dengan sakit hati,
                    barangkali orang lain bisa memaafkan, tetapi belum tentu ia bisa melupakan
                    apa yang pernah kita lakukan kepadanya. Oleh karena itu, janganlah engkau
                    meremehkan kata-kata buruk, emosi dan kemarahanmu kepada orang lain,
                    karena luka yang disebabkan oleh kata-kata, sama sakitnya dengan luka fisik
                    yang kita alami” pungkas sang guru. Murid itu pun menunduk dan menyadari
                    sifat temperamental yang ia miliki selama ini, ternyata berdampak buruk bagi
                    orang lain dan merugikan dirinya sendiri, dan ia pun berjanji untuk menjadi
                    orang yang lebih baik dengan mengendalikan amarah dan emosinya dalam

                    kehidupan berikutnya. (Dinarasikan kembali dari rumahinspirasi.com)



                      E. Wawasan Keislaman


                       Setiap manusia terlahir dengan fitrah dan sifat masing-masing. Ada yang
                    terlahir dengan sifat yang tenang, santun, mudah beradaptasi dan ramah
                    kepada setiap orang. Ada juga yang memiliki sifat bawaan pemurung,
                    pendiam, mudah marah, mudah tersinggung dan lain sebagainya. Di sekitar
                    kita, orang yang mudah tersinggung dan mudah marah sering disebut dengan
                    temperamental yaitu kondisi di mana amarah seseorang dapat meningkat
                    dengan cepat dan apabila kondisi seperti itu dibiarkan terus-menerus, maka
                    tentu akan berpengaruh terhadap aktivitas dan sosialisasi mereka dengan
                    lingkungan di sekitarnya. Sifat temperamental yang tidak dikendalikan dan
                    tidak diupayakan untuk dirubah ibarat menyimpan bom waktu, karena akan
                    berpotensi untuk mendatangkan masalah dari waktu ke waktu.
                       Oleh karena itulah baik dalam Al-Qur`an maupun hadis banyak sekali
                    dalil yang melarang seorang mukmin untuk memiliki sifat pemarah dan
                    temperamental, karena akan mendatangkan kerugian baik bagi dirinya sendiri
                    maupun bagi orang lain, pada kehidupan di dunia hingga kehidupan di akhirat.
                    Sehingga seorang mukmin harus bekerja keras untuk menahan amarahnya
                    agar terhindar dari hal-hal yang merugikan, sebagaimana sabda Rasulullah
                    Saw. berikut ini:  َ  َ    َ        َ   ً    َ                   َ
                    ً َ  َ َّ َ  ْ َ ْ َ  َ  ْ ْ  ْ  ُّ  َّ  َ  ُ َ  َّ  ُ ْ َ  ُ  ّٰ  َ َ ْ َ  ُ  ْ  َ
                           َ
                                                                               َ
                                                                          َ
                    رار ِ ٘ ددره بعمت ٬٪ لاي ۳۫٩صوا ﷺ ۳ۨۡۗا لاي ٱٯپر نا  ٠ٟف للا ڣ ِ ڳر ةرۣر١ ڣڦا ٜف
                                          ِ ِ
                                                                                     ِ
                                                    ِ
                                                                                       َ
                                                                                    َ
                                                                              ْ َ ْ َ
                                                              ر)يراخ۞ۗا هاور( . بعمت ٬٪ لاي َ
                  208    Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229