Page 6 - SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
P. 6

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM


            ada pula bagian-bagian yang ternyata saya tuliskan di beberapa tempat
            di Malaysia, Singapura, India, Australia, Saudi Arabia, Qatar, dan Iran.
            Juga di berbagai bandara di dalam dan di luar Indonesia. Saya khawatir
            bahwa sejarah penulisan buku ini malah lebih menarik dari isinya sendiri!
                 Niat awalnya, buku ini ditulis berdasarkan kurikulum mata kuliah
            Sejarah Pendidikan Islam yang diberikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
            Keguruan. Akan tetapi, bentuk final buku ini tampaknya tidaklah sepenuhnya
            setia kepada kurikulum itu. Boleh jadi hal tersebut karena harus mengejar
            kurikulum mata kuliah yang tak kalah gesit berkembang dan bergeser.
            Begitu pun, sebagian besar dari isi buku ini tetaplah mengacu kepada
            topik-topik mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam.

                 Buku ini merangkumkan sejarah pendidikan Islam dari periode awal
            hingga masa kontemporer, dengan memberikan fokus pada berbagai
            aspek sesuai dengan perkembangan periodenya. Secara umum, buku ini
            mengikuti periodisasi yang menekankan pada gelombang naik-turun
            kualitas pendidikan Islam dalam garis waktu. Karenanya, setelah membahas
            sedikit tentang Sejarah Pendidikan Islam sebagai ilmu, dilanjutkan lah
            dengan membahas periode peletakan dasar-dasar dan prinsip pendidikan
            Islam oleh Nabi Muhammad saw. dan para sahabat generasi paling awal.
            Bab-bab sesudah itu membahas masa-masa pendidikan Islam mencapai
            puncak kejayaannya; lalu kemudian memasuki masa kemandekan, untuk
            kemudian berupaya bangkit kembali dalam priode pembaruan pendidikan
            Islam. Satu bab khusus disediakan untuk membahas fenomena sejarah
            pendidikan Islam Indonesia untuk mengakomodir kebutuhan khusus
            silabus, serta untuk memberikan penekanan di sana sini. Beberapa pragraf
            akhir merangkum dan mengajak pembaca berrefleksi.
                 Dalam buku ini, saya tidak menerapkan sistem transliterasi, tetapi
            cenderung berpatokan kepada kebiasaan dan keumuman semata. Pembaca
            yang menginginkan akurasi tinggi dalam hal ini terpaksa saya biarkan
            untuk mencari sendiri lafaz dan tulisan persis dari sejumlah kosa kata
            berbahasa  asing,  khususnya  Arab.  Perihal  keterangan  waktu,  dalam
            kebanyakan  kasus  saya  telah  mencoba  konsisten  mencantumkan
            keterangan waktu (abad, tahun) dalam dua sistem kalender: Hijriyah
            lalu  diikuti  Masehi,  diselingi  garis  miring.  Keterangan  waktu  yang
            ditulis sendirian selalu mengacu kepada penanggalan Masehi.


                                              vi
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11