Page 25 - BUKU MODEL ADISI-
P. 25
BUKU MODEL ADISI 22
pemahaman tentang hubungan antara sains dan masyarakat, melalui proses
pemahaman, penalaran, berargumentasi, dan pengambilan keputusan seputar isu-
isu kontroversial, serta pembentukan nilai-nilai pribadi dan pengembangan moral
yang mendorong adaptasi individu terhadap kehidupan sosial (Ban & Mahmud,
2023). Pendidikan SSI menggali prinsip-prinsip moral dan kebajikan yang melekat
dalam keputusan ilmiah dan bagaimana kaitannya dengan kehidupan peserta didik
dan dunia di sekitar mereka. SSI membangun lingkungan yang mendorong
keterlibatan masyarakat di dalam dan di luar sekolah, yang sangat penting untuk
membina kewarganegaraan yang bertanggung jawab (Kumar et al., 2024).
Menurut Zeidler dan Sadler (2023), SSI berakar pada tradisi pengajaran
progresif yang berasal dari ide-ide Dewey (1908), dan mereka menyimpulkan
bahwa "pada dasarnya, konteks sekolah tradisional cenderung menyajikan sains
sebagai pengetahuan positivistik yang bersatu dan kebenaran yang tak tergoyahkan,
yang tidak terpengaruh oleh faktor-faktor sosiokultural atau kontekstual lainnya.
Sebaliknya, pendekatan progresif terhadap pengajaran sains melalui SSI lebih
bernuansa, berbasis konteks, serta tertanam dalam sosial dan budaya" (Högström et
al., 2024). SSI berfokus pada pemberdayaan siswa untuk menangani isu-isu
berbasis sains yang membentuk dunia mereka saat ini dan yang akan menentukan
dunia masa depan mereka (Sadler, 2003).
SSI adalah isu-isu sosial yang kompleks dan kontroversial yang memiliki
hubungan konseptual, prosedural, atau teknologi dengan sains (Sadler et al., 2006);
Sadler, 2004). SSI merupakan masalah terbuka, sering diperdebatkan dan tanpa
jawaban yang pasti yang bergantung pada berbagai perspektif dan solusi (Sadler &
Donnelly, 2006); Sadler, 2003). SSI memiliki beberapa karakteristik yang
membedakannya sebagai topik penting dalam pendidikan sains. Pertama, SSI
bersifat kontroversial, di mana isu-isu tersebut sering kali memicu perdebatan
karena adanya perbedaan pandangan yang mendalam. Kedua, SSI menyajikan
masalah-masalah tidak terstruktur yang dihadapi oleh masyarakat, yang
memerlukan penalaran berbasis bukti ilmiah, namun juga melibatkan penalaran
moral dan etis untuk mempertimbangkan berbagai aspek kepedulian sosial. Ketiga,
isu-isu ini memiliki konsekuensi sosial yang signifikan, sehingga peserta didik
LISA UTAMI