Page 3 - E-book Jelajah Nusantara
P. 3
JAWA TIMUR Bhinneka Tunggal Ika
Ludruk
Ludruk adalah suatu kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Ludruk merupakan suatu drama
tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang dipergelarkan di sebuah panggung
dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan, dan sebagainya
yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai music. . ludruk pertama
muncul pada tahun 1890, dicetuskan oleh Gangsar, seorang seniman dari Desa Pandan,
Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jatim. Awalnya, ludruk berbentuk sangat sederhana,
hanya ngamen dan jogetan. Kemudian, ia berkembang ditambah dengan berbagai macam
kesenian Jatim lain seperti parikan atau puisi Jawa modern dan dialog. Kesenian ludruk
bersumber pada spontanitas kehidupan rakyat, disampaikan dengan penampilan dan bahasa yang
mudah dicerna masyarakat luas. Dalam pementasannya, ludruk biasa dimulai dengan Tarian
Remo khas Jatim serta diselingi dengan pementasan seorang tokoh yang memerankan Pak
Sakera, seorang jagoan asal Madura. Dialog dan monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan
membuat penontonnya tertawa dengan bahasa khas Surabaya. Bahasa lugas yang digunakan pada
ludruk membuatnya mudah dimengerti semua orang. Ludruk berfungsi sebagai hiburan,
pengungkapan suasana kehidupan masyarakat, serta tempat penyaluran kritik social.
Dalam perjalanannya, Gangsar melihat seorang lelaki sedang mengendong anaknya yang
menangis. Lelaki ini berpakain perempuan, Gangsar menggap hal ini lucu dan menarik. Akhirnya
ia bertanya apa alasan lelaki itu memakai pakaian perempuan. Menurut lelaki itu, baju perempuan
yang ia kenakan dapat mengelabui anaknya dan membuat anaknya merasa dia digendong oleh
ibunya. Peristiwa tersebut akhirnya menjadi asal mula munculnya semua pemain ludruk adalah
laki-laki. Tarian yang dimainkan dalam kesenian ini adalah dengan cara gedrug-gedrug, sehingga
dinamakan ludruk.
Kelompok 9