Page 96 - E MODUL EKOSISTEM & PERMASALAHAN LINGKUNGAN
P. 96

EKOSISTEM & PERMASALAHAN LINGKUNGAN  E-MODUL








                Baca dan pahamilah wacana berikut!



                     Kebakaran  hutan  dan  lahan  (karhutla)  terutama  pada  lahan  gambut  sering  dialami  Indonesia.
                Sepuluh tahun terakhir, Indonesia menempati urutan ketiga dunia dalam hal pencemaran udara akibat
                pembakaran hutan, di mana sebelumnya menempati urutan ke-25. Karhutla tahun 1997 merupakan yang
                terparah  sepanjang  sejarah  Indonesia.  Sementara  itu,  karhutla  tahun  2015  yang  juga  cukup  parah
                menunjukkan bahwa Indonesia telah abai terhadap permasalahan ini. Adanya anomali iklim EL Nino
                yang  dibarengi  dengan  pengeringan  lahan  gambut  dan  pembakaran  sengaja  oleh  manusia  untuk
                membuka lahan memicu terjadinya karhutla yang masif. Rekomendasi solusi permasalahan ini adalah
                menegakkan  dan  mempertegas  peraturan,  konservasi  berbasis  masyarakat,  dan  melakukan  restorasi
                gambut. Ketiga solusi tersebut telah mengakomodir 3 elemen penting, yaitu pemerintah, masyarakat,
                dan korporat (Nurkholis et al., 2018).
                     Deforestasi  dan  pengeringan  lahan  gambut  ternyata  meningkatkan  kemudahan  terjadinya
                kebakaran (Turetsky et al., 2014; Wooster et al., 2018). Kegiatan pembalakan yang tidak berkelanjutan,
                drainase, konversi ke pertanian telah menyebabkan terjadinya degradasi lahan gambut (M. A. Cochrane
                et  al.,  2018).  Faktor-faktor  lainnya  yang  menyebabkan  terjadinya  peningkatan  kebakaran  hutan  dan
                hutan rawa di Indonesia adalah harga kayu bulat, harga ekspor CPO, el nino, anggaran Kementerian
                Kehutanan,  krisis  ekonomi,  jumlah  hotspot.  Jumlah  hotspot  menjadi  penentu  utama  peningkatan
                kebakaran hutan di wilayah Indonesia (Cahyono et al., 2015). Kebakaran gambut yang nyata adalah
                menyebabkan  terjadinya  degradasi  lahan  gambut.  Degradasi  lahan  gambut  dapat  berupa  hilangnya
                vegetasi alami dan rusaknya fungsi hidrologis (Novryandi, 2018).
                     Pengembangan  lahan  gambut  yang  luas  sebagai  perkebunan  kayu  dan  perkebunan  kelapa  sawit
                telah menyebabkan ancaman serius bagi ekosistem hutan rawa gambut yang tersisa. Kebakaran hutan
                dan lahan terjadi setiap tahun, terutama di musim kemarau, dan sisa hutan rawa gambut menjadi sasaran
                kegiatan penebangan liar dan gangguan alam. Penduduk desa terus mengubah hutan rawa gambut alami
                yang tersisa menjadi kebun karet hutan dan perkebunan kelapa sawit (Gunawan et al., 2016).

                Setelah memahami wacana diatas, Lakukanlah;
                 1.  Analisis terhadap karakteristik, kebijakan dan pengelolaan lahan gambut
                 2.  Sintesis proses pembentukan gambut
                 3.  Mengenal dan memecahkan masalah kebakaran lahan gambut
                 4.  Simpulkan kaitan antara karakteristik, kebijakan dan pengelolaan lahan gambut dengan peristiwa
                     kebakaran lahan gambut.

             Tuliskanlah bagaimana sikap saudara terhadap peristiwa kebakaran lahan gambut tersebut dalam bentuk
             laporan hasil analisis. Kisi-kisi laporan sebagai berikut;














                                                                                                        90
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101