Page 10 - KLIPINGBPPT16052019(sore)
P. 10

diasosiasikan dengan identitas pemilih. Kesemua sistem dapat dibangun dalam satu infrastruktur Blockchain dengan framework private permissioned.  Private Permissioned Blockchain  Teknologi yang membentuk Blockchain seperti kriptografi, jaringan peer-to-peer, konsensus, basis data terdistribusi, hashing, dan konsep penyimpanan tersusun yang dikunci dengan hash transaksi sebelumnya, bukanlah teknologi baru dan masih terbuka pengembangannya. DR. Eko Fajar (ahli chip Indonesia, anggota IBS) misalnya, mampu mendesain ulang platform Blockchain yang dibutuhkan untuk konsep rupiah digital sehingga diharapkan kecepatan transaksinya mencapai 1 juta tiap detik.  Framework private permissioned seperti Corda dan Hyperledger, dibangun untuk kebutuhan korporasi dan pemerintah, hanya memperbolehkan pihak tertentu untuk bergabung ke dalam jaringannya, membaca, dan menulis data. Framework ini dikembangkan untuk mengejar sisi keamanan dan kecepatan transaksi yang lebih baik, namun menuntut investasi awal pembangunan jaringan dibandingkan dengan model public permissionless yang sudah memiliki jaringan publik berbayar.   Corda didesain untuk kebutuhan industri keuangan yang highly regulated, mengembangkan konsep smart legal contract dengan kode pemrograman yang dapat dibaca dengan mudah untuk kemudian diterjemahkan ke bahasa hukum. Anggota konsorsium ini antara lain JP Morgan dan Goldman Sachs.  Linux Foundation memperkenalkan lima platform open-source Hyperledger sekaligus. Fabric dikembangkan oleh IBM untuk kebutuhan bisnis dengan berbagai macam fitur, Sawtooth digawangi oleh Intel dan fokus untuk aplikasi Internet of Things, Indy dibangun untuk solusi identitas digital seperti yang dijelaskan di atas, Burrow disiapkan kompatibilitasnya dengan platform Ethereum, serta Iroha mendukung aplikasi mobile berbasis C++.  
Baca juga: Pelaku Industri Digital Ramaikan Blockchain & Fintech Southeast Asia Summit
 Fabric termasuk platform yang serius diperkenalkan IBM di Indonesia. Fiturnya yang menarik adalah fungsi keanggotaan (MSP-Membership Service Provider) dan private- channel. MSP menggunakan konsep kunci publik-privat untuk memastikan identitas dan keamanan data serta mendukung CA eksternal. Sementara Private-channel memungkinkan Fabric menjadi infrastruktur Blockchain-as-a-services dimana dalam satu jaringan Fabric dapat dibuat berbagai macam aplikasi yang berbeda, dengan kelompok pengguna yang berbeda, namun datanya tidak tercampur satu sama lainnya.  International Standard Organization melalui Technical Committee 307 (ISO/TC 307) saat ini sedang menyusun draft standar teknologi Blockchain antara lain: Terminologi, Privasi, Keamanan, Manajemen Identitas, Referensi Arsitektur, Taksonomi, Tata Kelola dan Interoperabilitas. Hal ini membuat teknologi ini semakin matang dan siap menjadi solusi permasalahan global seperti Pemilu.  Pemilu yang Lebih Aman, Cepat, dan Terpercaya  Pengalaman tahun ini membuka mata akan penggunaan teknologi informasi pada pemilu-pemilu berikutnya: Pilkada 2020, Pilkada 2023, dan Pemilu 2024. Tentu dibutuhkan waktu untuk menyiapkan tata kelola pemilu elektronik. Tahapan awal seperti rekapitulasi elektronik dimana pencoblosan dan penghitungannya masih manual namun delivery serta agregasinya menggunakan Blockchain, dan kemudian bergerak menjadi e-Voting penuh yang paperless. Optimistis-lah dalam lima tahun ke depan infrastruktur internet dan listrik serta budaya keamanan informasi akan semakin baik.  Pendekatan BPPT dengan menyiapkan perangkat khusus sudah tepat karena tidak mungkin kami di TPS nanti harus menyiapkan komputer dan tergantung pada listrik, akses internet, serta sistem


































































































   7   8   9   10   11