Page 6 - KLIPINGBELMAWA02052019(sore)
P. 6
persen. Oleh karena itu, revolusi yang harus dihadapi adalah sistem pada saat sekarang dilakukan dengan online education, mooc (aplikasi kuliah online), dan cyber university," tukas Nasir di Lapangan Rotunda Universitas Indonesia, Depok, Kamis (2/5).
Karenanya, Nasir mendorong agar perguruan tinggi melakukan terobosan guna meningkatkan APK tersebut. Yaitu, dengan menerapkan sistem pembelajaran online. Menurutnya, nantinya pertumbuhan APK akan semakin meningkat bila mahasiswa bisa kuliah secara online. Sebab, mereka tidak perlu datang langsung ke kelas dan bisa kuliah sambil bekerja.
"Banyak mereka sekarang yang lulus SMA, SMK itu langsung masuk kerja karena ga mampu untuk kuliah. Mereka untuk ditingkatkan kualitasnya, di samping dia kerja, dia bisa meningkatkan mutu pendidikan tinggi," tutur Nasir.
"Secara keseluruhan target kami di tahun 2024, kami usulkan di dalam satu RPJM berikutnya, kita paling tidak bisa di angka 50 persen lah dengan akibat adanya sistem pembelajaran jarak jauh atau e-learning," lanjutnya.
Prodi Sosial Dulu
Nasir menambahkan, sejauh ini baru ada sekitar 15 sampai 20 perguruan tinggi yang menerapkan sistem online ini. Di antaranya adalah UI, ITB, UNJ, UNPAD, PENSurabaya, dan beberapa perguruan tinggi lainnya. Untuk swasta, Universitas Bina Nusantara (Binus) juga sudah menerapkan sistem kuliah online. Ia berharap, nantinya seluruh program studi (prodi) bisa menerapkan hal ini.
"Harapannya seluruh prodi, tapi tahap awal nanti mungkin di bidang sosial dulu barangkali. Karena kalau di bidang sains dan teknologi kan perlu bagaimana mendesain laboratorium yang virtual reality itu. Ini harus kita bangun dulu," tukas Nasir. "Tapi persiapan ini harus kita lakukan di bidang sosial dulu, dan bidang informatika itu juga bisa dilakukan hal yang sama," ia mengakhiri.