Page 4 - KLIPINGBPPT04052019(pagi
P. 4
reader untuk membaca identitas dan memastikan pemilih terdaftar sebagai pemilih sesuai KTP. Pemilih juga diminta untuk menempelkan sidik jari pada KTP-el reader.
Alat baca KTP elektronik (KTP-el reader) dalam simulasi pemilu elektronik di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, Jumat (03/05/2019). (ANTARA /Martha Herlinawati Simanjuntak)
Jika pemilih belum memiliki KTP karena masih dalam proses pembuatan atau membawa surat keterangan perekaman KTP-el, maka pemilih akan diminta untuk memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK), yang akan langsung memunculkan identitas serta foto pemilih. Pemilih akan terverifikasi tidak hanya dengan keaslian KTP dan NIK, tapi juga dengan foto dan sidik jari.
Data pemilih tentunya sesuai dengan basis data kependudukan yang sudah direkam secara digital sehingga bisa diakses di mana pun.
Kedua, setelah identitas pemilih dipastikan, maka pemilih akan diberikan smartcard untuk mengakses bilik suara.
Ketiga, pemilih memasukkan smartcard ke dalam smartcard reader di area bilik suara. Ketika smartcard tersebut terbaca, maka akan keluar pengumuman suara yang berbunyi "silakan memilih".
Di bilik suara, pemilih hanya perlu menyentuh layar monitor atau dengan klik foto atau gambar kandidat yang tersedia di layar komputer untuk memilih calon pemimpin. Kemudian, memilih "ya" untuk konfirmasi akhir kepastian pilihan, atau memilih "tidak" jika ingin mengubah kembali pilihan, atau pemilih dapat memilih suara kosong.
Setelah memilih, maka akan tercetak struk yang menandakan pemilih telah memberikan suara, dan struk itu akan keluar dari printer.
Keempat, struk tersebut dimasukkan ke dalam kotak audit, yang dapat digunakan sebagai bagian bukti hukum jika ada sengketa pemilu. Di dalam struk, tertera informasi antara lain nomor TPS dan nomor bilik, pilihan pemilih, dan tanggal pemungutan suara.
Setelah selesai proses penggunaan hak suara, pemilih mengembalikan smartcard kepada petugas TPS.