Page 11 - KLIPINGBELMAWA24062019SORE
P. 11
Robocup 2019 awal Juli mendatang di Australia. Bersama dengan tim Ichiro di kategori Robosoccer Humanoid.
Baca juga: Mahasiswa ITS Jadi Jawara di Rumania
Tim Iris juga menjadi juara untuk desain terbaik dan strategi terbaik di KRI 2019 di kategori KRSBI Beroda. "Hasil dari pengalaman dan evaluasi teknis di KRI ini akan kami jadikan bekal di ajang internasional nanti. Agar lebih matang lagi persiapan tim kami," imbuh mahasiswa yang kerap disapa Revo tersebut.
Kemudian pada divisi Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), tim Vi-Rose juga menjadi jawara. Setelah melaju ke delapan besar dengan perolehan poin tertinggi 74.8, gerakan tubuh Vi-Rose semakin gemulai ketika berhasil menembus babak empat besar. Di babak itu mereka bersaing melawan tim dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (UAD), dan Universitas Tadulako Palu (UNTAD).
"Kami berhasil melangkah ke pertandingan terakhir di babak final yaitu 4 besar dengan perolehan nilai tertinggi pertama 84 poin," ujar ketua tim Vi-Rose, Nafis Taqiyudin.
Tak sampai di situ, pada acara penutupan KRI 2019 Vi-Rose juga dinobatkan sebagai desain terbaik untuk robot seni tari di KRI 2019.Vi-Rose terakhir menang 2012 dan itu menjadi juara yang sudah kita diharapkan
Untuk divisi Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Robot Risma dari Tim ITS menempati juara ketiga setelah menumbangkan tim dari Universitas Islam Sultan Agung dengan perolehan nilai penuh. Risma tak dapat melangkah ke final setelah sebelumnya robot berkakinya harus retry dua kali ketika melawan tim dari Institut
Teknologi Bandung (ITB).
Namun mereka berhasil finish dengan jeda waktu yang sangat berdekatan. Ketika melawan ITB, Tim ITS memang kalah dalam sisi waktu melewati rintangan yang berbentuk tali, karena dari sisi bentuk kaki robot sudah berbeda. Tim lawan berkaki seperti tank yang datar serta lebih kokoh, dan bisa melewati tali dengan mudah.
"Namun, tim kami mengikuti standar peraturan yang ada sesuai arahan dari tingkat regional kemarin, bahwa kaki robot harus empat dan menyerupai kaki kuda," kata ketua Tim Risma, Ahmad Auril Barelvi, mahasiswa Departemen Teknik Fisika ITS.
Baca juga: Mobil Listrik Anak Bangsa Ikut Rally Dakar Tahun Depan
Kemudian untuk Tim Abinara-1 di kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) harus puas di posisi ke-10 setelah pada sesi ketiga robot tidak berhasil memadamkan api. "Kami masih mengevaluasi kelemahan robot di sesi ketiga ini apa yang menyebabkan robot tak dapat memadamkan api. Tahun selanjutnya kami akan mencoba lebih baik lagi,"