Page 41 - Microsoft Word - KLIPINGBPPT05032019(Pagi)
P. 41
Direktur Utama PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) V Jatmiko K. Santosa (tengah) bersama Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza (kiri) dan Deputi BPPT Eniya Listiani Dewi (kanan) membahas operasional Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Biogas berkapasitas 700 kilowatt di Pabrik Kelapa Sawit PTPN V Terantam, Kabupaten Kampar, Riau (4/3/2019). Pembangunan PLT Biogas hasil kerjasama PTPN V dengan BPPT yang berinvestasi Rp27 miliar menggunakan bahan baku palm oil mill effluent (POME) atau limbah cair dari pabrik kelapa sawit, sehingga PTPN V dapat menghemat biaya produksi listrik Rp12,5 miliar per tahun untuk operasional pabrik di Kampar. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Pembangunan PLT Biogas sendiri menelan nilai investasi Rp27 miliar. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan listrik berasal dari palm oil mill effluent (POME) atau limbah cair dari pabrik kelapa sawit Terantam, dan mampu menghasilkan listrik sebesar 700 Kilo Watt (KW).
Jatmiko menerangkan, listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini nantinya akan digunakan untuk operasional pabrik pengolahan kernel (inti) sawit di Tandun, yang saat ini beroperasi dengan pasokan listrik dari PLT Biogas Tandun dan supply bahan bakar fosil.
"Penerapan sawit yang lestari bukanlah menyulitkan, tapi jadi bagian dari mimpi besar PTPN V untuk menjadi contoh sukses peningkatan nilai tambah dari limbah kelapa sawit, sekaligus meningkatkan kemampuan inovasi teknologi pemanfaatan limbah cair menjadi energi listrik di Indonesia, serta bukti kita tidak hanya sekedar