Page 3 - BPPT (02 OKTOBER 2019 - SORE) (1)
P. 3

Saat ini, Indonesia masih mengimpor lebih dari 95 persen bahan baku obat termasuk obat generik. Oleh karena itu, harus dipastikan keamanan obat yang akan dikonsumsi masyarakat termasuk dengan menggunakan HPLC untuk menganalisa senyawa kiral.
Di beberapa obat, cemaran senyawa kiral memiliki efek samping yang membahayakan bagi kesehatan seperti efek samping yang ditunjukkan oleh thalidomide, obat pereda rasa mual yang dikonsumsi oleh ibu hamil pada 1950-an, yang menyebabkan bayi lahir cacat dengan deformasi anggota tubuh bayi.
Dengan teknologi itu, Agung menuturkan akan mengembangkan metode analisa senyawa kiral yang kemudian didorong untuk mendapatkan sertifikasi pengujian dari Komite Akreditasi Nasional. Sehingga jika ada industri mau menggunakan metode analisa senyawa kiral itu, maka BPPT dapat menyediakan layanan jasa.
"Dengan teknologi, kita bisa melakukan analisa pemisahan senyawa yang memiliki struktur kiral yang menyebabkan efek samping pada tubuh manusia. Kita memisahkan senyawa kiral yang baik yang tidak baik untuk tubuh," ujarnya.
Presiden Direktur Daicel Corporation Misao Fudaba mengatakan HPLC tersebut dikembangkan pada sejak tahun 70-an di perusahaannya.
"Ide awal dari universitas di Jepang, kemudian dari Daicel dikomersialisasikan," kata Misao.
Saat itu setelah dikembangkan di Jepang, teknologi diaplikasikan ke Amerika, Eropa, China, India dan sekarang Indonesia, terutama negara kawasan yang memiliki penduduk banyak. Ketika penduduk sakit, maka penggunaan obat akan banyak, sehingga keamanan obat harus diperhatikan.*
Baca juga: TMC BPPT klaim berhasil turunkan hujan di wilayah Kalteng
Baca juga: BPPT dorong curah hujan Riau 50 mm
Pewarta: Martha Herlinawati S Editor: Erafzon Saptiyulda AS COPYRIGHT © ANTARA 2019


































































































   1   2   3   4   5