Page 2 - KLIPINGBELMAWA4062019PAGI
P. 2
Judul
Forum Rektor: Gunakan Pendekatan Dialog Tangani Kelompok Eksklusif
Media
Medcom
Terbit
3 Juni 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://www.medcom.id/pendidikan/news- pendidikan/VNnQ4ZEK-forum-rektor-gunakan-pendekatan-dialog- tangani-kelompok-eksklusif
PR VALUE
Rp.30,000,000
Jurnalis
Lainnya
Forum Rektor: Gunakan Pendekatan Dialog Tangani Kelompok Eksklusif
Pendidikan Pendidikan Tinggi Radikalisme di Kampus Media Indonesia • 03 Juni 2019 19:48
Jakarta: Forum Rektor Indonesia (FRI) turut menanggapi hasill penelitianbertajuk Wacana dan Gerakan Keagamaan di Kalangan Mahasiswa di 10 Perguruan Tinggi Negeri (PTN)yang dilakukan Setara Institute baru-baru ini. Di mana dalam penelitian tersebut, 10 PTN terdeteksi menjaditempat tumbuhnya kelompok Islam eksklusif transnasional yang berpotensi berkembang ke arah radikalisme.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia (FRI), Asep Saefuddin mengatakan, kelompok-kelompok yang eksklusif di kampus sebaiknya mulai ditangani secara bijak oleh pimpinan perguruan tinggi. Caranya, melalui pendekatan dialog.
"Secara umum saya mengharapkan para mahasiswa sebaiknya memahami dan menghormati adanya keberagaman baik eksternal ataupun internal agama. Kewajiban menjalankan ajaran agama yang dijalankan juga harus menghormati koridor bernegara," kata Asep di Jakarta, Senin, 3 Juni 2019.
Kesepuluh kampus tersebut ialah Institut Pertanian Bogor, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Brawijaya, dan Universitas Mataram.
Asep menyakini hasil riset tersebut bukan cerminan utuh yang menggambarkan kondisi mayoritas di PTN yang bersangkutan. Ia percaya, sebagian besar sivitas kampus masih banyak yang mengembangkan nilai toleransi dan kebangsaan.
Meski begitu, ia mengakui kecenderungan adanya kelompok eksklusif memang bisa terjadi di perguruan tinggi. Salah satu penyebabnya, ialah terjadinya polarisasi pandangan yang mengesankan seolah-olah ada pihak yang memusuhi Islam.